Minggu, 02 Desember 2018

Etimologi Hadist Nabawy


A.    Latar Belakang
Hadits Nabawi adalah sumber kedua setelah al Quran yang diikuti oleh Ijma’ dan juga Qiyas. Hadits tak bisa dipungkiri memiliki peranan yang urgent sebagai sumber terhadap hukum-hukum Islam. Al Quran bisa difahami dan didekati melalui hadits sehingga hadits berperan sebagai Mubayin, Muqoyyid, Muwaddih al Musykil, Nasikh dan lain-lain bagi al-Qur’an.
Pada masa Rasulullah hidup hadits hanya diriwayatkan secara lisan tanpa menggunakan tulisan. Sebab saat itu jika hadits ditulis dihawatirkan redaksi-redaksinya tercampur dengan ayat al Quran. Meskipun demikian, ada beberapa sahabat yang tetap menulis redaksi hadits untuk kepentingan pribadinya bukan rujukan umum. Sebut saja Abdullah ‘Amr bin al-‘Ash.
Setelah Rasulullah wafat, dan banyak para sahabat penghafal hadits yang meninggal. Khalifah Umar bin Abdul Aziz mulai merasa hawatir dan prihatin terhadap hadits yang belum sepenuhnya ditulis. Kehawatiran inilah yang menjadi langkah awal untuk pengkodifikasian hadits. Muhammad bin Syihab al-Zuhri bertugas sebagai koordinator pengumpul hadits. Hadits yang terkumpul pada saat itu belum terklasifikasi berdasarkann bab, kualitas, dan sebagainya. Namun, masih bercampur dalam satu buku kumpulan hadits-hadits Nabi yang disebut al-Jawami’.

Dakwah Rasulullah SAW



A.      Latar Belakang
Kebiasaaan bangsa Arab sebelum Islam hadir ialah suka menyembah berhala, berzinah, berjudi, mabuk bahkan menganiaya dan membunuh kaum yang lemah. Sejak diutusnya nabi Muhammad menjadi rasul pada tanggal 17 Ramadhan 610 M di Gua Hiro yang membawa ajaran islam (berkebalikan dengan kebiasaan mereka), hal ini dapat mengubah paradigma dan kebiasaan bangsa Arab, sehingga kaum Quraisy terancam kesejahteraannya. Pasalnya, selama ini kaum Quraisy mendapatkan penghasilan dari kebiasaan menyembah berhala dan mendapat kekuasaan atas orang-orang lemah atau budak-budak.
Berbagai cara dilakukan kaum Quraisy untuk mencegah dan menghentikan penyebaran ajaran agama islam yang dibawakan oleh nabi Muhammad. Mulai dari cacian, makian, menganiaya bahkan membunuh kaum muslim meskipun itu sanak keluarganya sendiri, mereka lakukan.
Namun Nabi Muhammad adalah manusia yang telah diutus oleh Allah SWT, bukanlah sembarangan orang. Selain sifatnya yang luar biasa, ia juga mampu menyusun strategi dan metode dalam menjalankan tugasnya sebagai pembawa pesan dari Allah. Berbagai metode dan strategi ia lakukan, mulai dari cara sembunyi-sembunyi, terang-terangan bahkan dengan jalan perang ia lakukan.

Pemaknaan Kebengkokan Wanita sebagaimana Tulang Rusuk

Terkadang kita selalu mendengar, ada istilah bahwa “wanita itu bengkok” seperti tulang rusuk. Tentu mungkin ada yang bertanya-tanya maksud...