1. AKHLAK
1. Ingatlah
wahai anak perempuan yang mulia, sesungguhnya akhlak yang baik itu menjadi
penyebab keberuntunganmu di dunia dan di akhirat. Allah akan ridho padamu, akan
menambah keimananmu, engkau akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Allah akan melapangkan
rezekimu, dan memberikan keberkahan dalam umurmu dan semua amalan-amalanmu. Allah
Swt berfirman :
قَدْ
اَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَاوَقَدْخَابَ مَنْ دَسَّاهَا
"Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan (dengan beriman) jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."
Rasul
Saw bersabda:
انَّ
اْلمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًاأَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
"Orang
mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling bagus
akhlaknya"
انَّ اْلمُؤْمِنَ لَيُدْرِكَ
بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَالصَّائِمِ اْلقَائِمِ
"Sesungguhnya
seorang mukmin dengan akhlaknya yang mulia dapat menyamai derajat orang yang
berpuasa dan salat malam adalah sebagus-bagusnya budi pekerti.
Hakim berkata: "Didalam melapangkan budi
pekerti adalah gudangnya rezeki". Apabila akhlaknya baik maka keluarganya
akan menyayanginya bahkan semua manusia, serta akan hidup di antara mereka
dengan bahagia dan mulia.
2. Adapun
budi pekerti yang buruk akan menjadi penyebab celakamu di dunia dan akhirat,
imanmu akan berkurang dan Tuhanmu akan murka kepadamu dan memasukkanmu ke dalam
neraka-Nya. Allah akan mempersulit rezekimu, mencabut keberkahan usia dan
amalan-amalanmu.
Rasul
bersabda: الشُّؤْمُ سُوْءُالخُلُقِ "Beranggapan buruk adalah akhlak yang buruk"
Hakim berkata : “Barang siapa yang buruk budi pekertinya maka di persulit rezeki
dan menyiksa dirinya sendiri.”
Dalam
sebuah syair disebutkan:
"Apabila tidak lapang budi
pekerti suatu kaum, maka akan sulit karena akhlaknya tersebut seperti luasnya
neraka.”
Apabila akhlak buruk maka akan membuat marah
penghuni rumahmu dan semua orang, dan engkau akan hidup diantara mereka dengan
hina dan rendah.
3. Maka
berbudi pekertilah sejak kecil dengan budi pekerti yang mulia dan akhlak yang
baik, agar tumbuh budi pekerti mulia dan membiasakannya dalam berbudi pekerti
yang baik ketika dewasa, Hakim Berkata : Orang muda diantara mereka akan menjadi
tua seperti mereka, apabila membiasakan diri dengan akhlak yang mulia sejak
kecil hingga menjadi budi pekerti yang mulia akan menjadi watak di dalam diri
sampai dewasa, apabila membiasakan diri dengan
akhlak yang buruk maka akan sulit sekali mengajarinya untuk berakhlak baik.
Sungguh Akan sulit sekali Apabila memiliki budi
pekerti buruk, seperti perkataan dalam sebuah syair :
“Apabila
seorang anak membiasakan akhlak tercela sejak kecil, maka menghilangkan sifat
itu ketika sudah besar merupakan kesulitan yang luar biasa.
Sesungguhnya
sebuah dahan akan menjadi lurus ketika engkau luruskan tetapi kayu tidak
selentur dahan jika engkau ingin meluruskannya.”
4. dan
ketahuilah oleh kalian sesungguhnya anak muda tidak boleh dibandingkan dengan orang
lain karena kecantikan wajahnya atau karena banyaknya perhiasan dan pakaiannya.
akan tetapi bandingkanlah karena akhlaknya yang bagus serta kerapihannya. Apa
gunanya kecantikan yang disertai dengan buruknya budi pekerti dan telah
dikatakan : "Cantiknya wajah yang disertai dengan buruknya diri (akhlak)
seperti lampu minyak di makan orang majusi”
demikian pula perumpamaan seseorang yang
memakai banyaknya perhiasan serta pakaian akan tetapi buruknya akhlaknya".
seperti dalam syair :
Jangan
menilai seseorang dari keindahan parasnya, tetapi lihatlah dari akhlaknya.
Maka
dahan yang tidak semerbak baunya pisahkanlah diantara dahan dan kayu
hal yang demikian merupakan ilmu dan
peringatan, tidak ada manfaatnya ilmu yang disertai dengan akhlak yang buruk.
seperti dalam sebuah hadis:
"Manusia
yang memperoleh adzab berlebih pada hari kiamat adalah orang yang berilmu yang
tiada manfaat dengan ilmunya".
Remaja yang
belajar kemudian berubah budi pekertinya dan rusak perjalanan hidupnya maka ia
tidak akan disukai oleh orang banyak daripada orang yang bodoh, tetapi wanita
tersebut mengetahui tetapi tidak mengamalkan dengan ilmunya. maka tidak ada
alasan yang pasti untuk berada di sebelahnya.
5. Maka
diwajibkan kepadamu untuk mementingkan pendidikan akhlak yang baik lebih banyak
dari hal-hal yang dipentingkan untuk menghasilkan ilmu dan pemahaman dari kitab
Akhlak lil Banat. maka bacalah dengan maknanya dan renungkannlah kemudian
amalkan supaya bermanfaat seperti yang diperoleh dari Juz pertama dan karenanya
Insya Allah kalian akan menjadi wanita yang solihah yang terdidik, beruntung di
dunia dan di akhirat. Semoga dikabulkan oleh Allah zat yang menjadi Tuhan
seluruh alam.
2.
Kewajiban Anak Perempuan Terhadap
Allah Ta’ala
1. Wahai anak yang beradab! Allah ta’ala telah
memberikan karunia kepadamu berupa kenikmatan yang banyak, ia menjadikan kamu
setelah sebelumnya tidak ada. Allah memberimu akal dan menunjukimu kepada agama
Islam yang merupakan kenikmatan terbesar. Allah memberimu kenikmatan berupa
pendengaran, penglihatan dan idah serta kedua tangan dan kedua kaki. Allah
menciptakanmu sebagai manusia sempurna dalam bentuk yang terbaik. Allah ta’ala
berfirman:
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya” (at-Tiin : 4)
Allah memberimu keadaan sehat wal
afiat. Allah menanamkan kasih sayang bagimu dalam hati ibu bapakmu hingga
mereka memeliharamu dengan sempurna, Allah juga menjadikanmu mencintai gurumu
hingga ia mengajarimu ilmu yang berguna bagimu dalam agama dan dunia serta
banyak lagi kenikmatan Allah ta’ala bagimu yang tak terbilang.
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ
لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung kenikmatan Allah,
niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya” (an-Nahl : 18).
2.
Engkau
harus bersyukur kepada tuhanmu atas kenikmatan-kenikmatanNya dengan mentaati
perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya serta mengagungkan-Nya
dari lubuk hatimu. Maka janganlah berbuat buruk walaupun engkau sendirian.
Dalam hadist dikatakan: “Takutlah kepada Allah dimanapun engkau berada”.
Hendaklah engkau mencintai Tuhanmu lebih besar daripada kecintaanmu terhadap
ibu bapakmu dan dirimu sendiri. Hendaklah engkau mencintai pula semua
MalaikatNya, RasulNya, Nabi-nabiNya dan hambaNya yang shalih, karena Allah
ta’alapun mencintai mereka.
3.
Ketahuilah
bahwasannya Tuhanmu Allah SWT menyayangimu melebihi kedua orangtuamu bahkan
siapapun. Dalam hadis dikatakan: Bahwasannya Nabi berhenti ketika melihat
seorang anak kecil ditengah perjalanan menuju perang. Rasulullah dipanggil oleh
anak tersebut yang sedang dilelang, dan ketika hari itu cuacanya sungguh sangat
panas, seorang wanita yang tertutup dikeramaian kaum memperhatikan kejadian
ini. Perempuan itu menghadap dengan perasaan yang membuncah, kemudian
teman-temannya menerimanya dan menggantikannya. Hingga perempuan tersebut
menggendong anak kecil itu kemudian mendekap didalam dadanya. Perempuan itu
membawa anak itu kesebuah sungai besar yang terdapat batu-batu kecil dan ia
membuat anak itu meredakan rasa panas yang ada didalam perutnya, dan perempuan
itu berkata: putraku, putraku, dan menangislah orang-orang disekitarnya
kemudian orang-orang itu meninggalkan mereka disana. Rasulullah SAW
mendatanginya dan berhenti diantara mereka. Kemudian Rasul memberitahukan
mereka sebuah kabar bahagia yang merahmati mereka kemudian mereka senang. Rasul
berkata: apakah kalian terkejut dengan rahmat Allah untuk anak ini? Mereka
menjawab: iya. Rasul berkata sesungguhnya Allah SWT memberkahi aku menyayangi
kalian semua dari anaknya, kemudian para muslim pulang dengan sangat bahagia,
dan kesenangan yang sangat besar.
4.
Wajib
bagimu juga untuk melekatkan hatimu dengan Tuhanmu Allah SWT, minta
pertolonganlah kepadanNya di semua hajatmu, bertawakalah kepadaNya disetiap
perkara. Allah SWT berfirman: “bertawakalah kalian hanya kepada Allah jika
kalian seorang mukmin” dan dalam hadis dari Ibnu ‘Abbas RA: bahwasannya Rasulullah
SAW berkata kepadanya: “Wahai anak muda sesungguhnya aku akan memberitahumu
sebuah kalimat (jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya
engkau mendapatiNya di depanmu, ketika engkau memohon maka memohonlah kepada Allah,
dan jika engkau meminta pertolongan maka memintalah pertolongan kepada Allah,
dan ketahuilah! Bahwa seandainya umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu
dengan sesuatu, niscaya mereka tidak sanggup memberikan manfaat kepadamu.
Kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu. Dan jika mereka
bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak sanggup
mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu.
Telah di angkat pena dan tinta telah kering [pada lembaran – lembaran].
5. Ketahuilah: sesungguhnya terdapat rasa takut
kepada Allah jikalau engkau telah menetapkannya dihatimu, dan sesungguhnya Allah
berada didadamu menunjukkan segala kebaikan. Kamu jaga dari setiap keburukan dan kerusakan.
Janganlah kamu mengerjakan: meninggalkan ketaatan atau melakukan kemaksiatan
karena sesungguhnya engkau itu dekat dengan Tuhanmu Allah SWT disetiap tempat,
sebagaimana telah diceritakan kisah tentang murid dan ustadznya. Menjadikan
perbuatan kamu baik dan semua akhlakmu menjadi baik. sebaliknya, jika kamu
takut kepada Allah dan mencabut rasa tersebut dalam hati, maka hal tersebut
menjadikan manusia yang paling buruk dari hewan karena melakukan segala sesuatu
sesuai dengan hawa nafsunya, kamu tidak
menghiraukan dan tidak malu dengan apa yang telah kamu dapat apa yang ada dalam
tanganmu. Ketahuilah juga!: Sesungguhnya rasa syukur dengan nikmat-nikmatNya
menjadi sebab untuk ditambahnya nikmat, sebagaimana jikalau tidak
berterimakasih dengan nikmat Allah menjadi sebab binasanya nikmat-nikmat Allah,
Allah SWT berfirman: jikalau kalian bersyukur atas nikmat-nikmatKu maka AKU
akan menambahkannya, dan jikalau kalian tidak bersyukur (menutup) segala nikmatKu
sesungguhnya ‘adzabKu amatlah pedih. Seperti dalam syair dikatakan: “Jikalau
kamu mendapatkan nikmat maka tambahkanlah, sesungguhnya maksiat menghilangkan
kenikmatan”. Jika kamu bertemu
denganTuhanmu Allah SWT kemudian kamu bersyukur kepadanya atas segala
nikmat-nikmatnya, maka Allah akan meningkatkan kemuliaan dan karunianNya,
menjagamu dari segala musibah, memberikan kepada setiap apa saja yang kamu
minta, Allah SWT adalah rajamu yang mencintaimu dan akan menjadikan akhlakmu
dicintai. Sebagaimana Allah SWT berfirman: sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih Allah akan berbelas kasih dan menyayangimu atau kamu akan dicintai
dan manusia akan mencintaimu. Sebagaimana dikatakan dalam hadis: sesungguhnya Allah
SWT memberkahimu: jika Allah mencintai hambaNya Allah akan memanggil malaikat
Jibril ‘alaihissalam: sesungguhnya jikalau Allah telah mencintai Fulan maka aku
akan mencintainya. Kemudian jibril akan mencintainya: dan kemudian ia akan dipanggil
oleh jibril dilangit: Sesungguhnya jika Allah telah mencintai Fulan maka AKU
akan mencintainya, kemudian makhluk yang dilangit akan mencintainya, dan
makhluk yang ada dibumi akan menaruh hati mereka untuknya.
3. Kisah-kisah Inspiratif
1. Nabi
Muhammad SAW adalah orang yang paling bertakwa dan orang paling mengutamakan
kewajiban terhadap Allah SWT. Nabi Muhammad SAW selalu mendirikan salat
sepanjang malam sampai bengkaklah kakinya. Aisyah RA pun berkata : “Ya Rasulullah
mengapa engkau lakukan hal ini, Padahal Allah telah mengampuni segala dosamu
baik yang terdahulu maupun yang akan datang.? Kemudian Rasul berkata : Apakah
aku telah menjadi hamba yang bersyukur? Kemudian ketika Rasul melaksanakan salat
terdengar dalam hatinya suara riuh dari takutnya kepada Allah. Rasul selalu
berdzikir dalam setiap keadaan. Diriwayatkan
dalam hadis: “Sesungguhnya kedua
mataku tertidur akan tetapi tidak dengan hatiku.” Kemudian jika Rasul mendapat Perintah, Rasul
selalu mengucapkan syukur atas segala nikmat yang menyempurnakan keshalihannya
dan jika beliau mendapatkan suatu hal yang tidak suka, maka Rasul selalu mengucapkan Alhamdulillah atas segala sesuatu.
Kemudian jikalau Rasul sengaja melakukan sesuatu Rasul berkata: “Ya Allah pilihkan lah
untukku apa yang telah aku pilih”, dan jikalau Rasul makan, ia mengucapkan: “الحمد لله الذي أطعمنا
وسقانا وجعلنا من المسلمين ", jikalau Rasul minum ia mengucapkan: “" الحمد لله الذي جعل
الماء عذبا فراتا برحمته ولم يجعله ملحا أجاجا بذنوبنا dari dzikir yang selalu
dibacanya disetiap saat itu menunjukkan bahwa hati Rasul selalu terpaut dengan Allah
SWT, tawakkal dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWT.
2. Sayyidah Khadijah RA adalah istri Rasulullah SAW yang
memiliki ketakwaan dan ketaatan serta takut kepada Allah, menghindari maksiat
dan meninggalkan kewajibannya, sehingga Allahpun mengagumi keindahan akhlaknya.
Dalam hadis dikatakan: Jibril mendatangi Rasulullah dan berkata “ Ya Rasulullah
Khadijah telah menerima bingkisan yang berisi lauk-pauk, makanan dan minuman,
dan jikalau ia datang kepadamu maka sampaikanlah salam dari Tuhannya dan juga
dariku. dan sampaikan pula kabar gembira kepadanya telah disiapkan rumah
untuknya di surga yang terbuat dari mutiara, yang tidak ada kebisingan suara (permasalahan) ataupun rasa lelah.
Khadijah RA berkata: الله السلام ومنه السلام وعلى جبريل السلام". Ketika kemuliaan akhlak dan ketaatan yang sempurna dimiliki
istri Rasulullah SAW, ia mengabdikan diri untuk Rasulullah yaitu membantu dalam
penyebaran Islam, meringankan beban kaumnya dan bersabar atas segala cobaan. Ia
adalah orang yang paling pertama masuk Islam dan beriman (percaya) kepada Allah,
ia hidup bersama Nabi SAW selama 24 tahun, ia melengkapi hidupnya dengan
ketenangan, kebahagiaan, suka cita dan kelembutan. Dan ia adalah sebaik-baiknya
istri Nabi SAW. Dari Aisyah RA berkata: ”Rasulullah SAW jikalau mengingat sosok
Khadijah beliau tidak akan pernah bosan untuk memujinya, dan memohonkan ampun
untuk Khadijah.”
3. Begitu pula dengan Sayyidah Fatimah Azzahra RA, yang
memiliki perangai akhlak yang baik sifat yang diturunkan dari Ayahnya. Nabi SAW
dengan totalitas didikan yang tinggi beliau mendidik Fatimah menjadi wanita
yang shalihah yang takut kepada Allah baik secara sembunyi maupun secara terang-terangan,
agar bergegas menggapai ridha Allah SWT dengan segenap kemampuannya, dan ia
mendirikan salat hingga kakinya bengkak. Oleh karena itu ia adalah putri yang
paling dicintai oleh Nabi SAW, dan beliau juga memiliki julukan sebagai Sayyidah
umat. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis; bahwasannya Sayyidah Fatimah
sangat menyayangi orang miskin, membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan,
pintar dalam mendidik anak-anaknya, taat kepada suaminya walupun ia mengalami
kesukaran dalam hidupnya. Pada suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada Fatimah : “Apakah yang baik untuk
perempuan?” Kemudian Fatimah menjawab: “Janganlah perempuan bertemu laki-laki
dan tidak pula laki-laki dengan perempuan sehingga mereka berkumpul bersama.” (Rasulullah
bangga, senang dengan jawaban baiknya) kemudian Rasulullah berkata: yaitu
keturunan satu sama lain”. Fatimah juga menghormati ibunya baik disaat hidup
maupun setelah wafat. Dalam hadis disebutkan ketika ia bertanya kepada Nabi
SAW, ia berkata: “Wahai Rasulullah dimana ibuku? Kemudian Rasul menjawab: dia
ibumu berada dalam rumah yang terbuat dari kayu, lalu Fatimah bertanya lagi: “apakah ini rumah kayunya?” Rasul
berkata: tidak, rumah kayu yang tersimpul padanya ialah mutiara dan permata. Fatimah
juga sibuk dengan urusan rumahnya sendiri, ia menggiling gandum menggunakan
penggiling dengan penuh cinta. Hingga kulit tangannya kasar, ia membersihkan
rumahnya hingga pakaiannya kotor, dan menyalakan api sesuai kadar sampai api
menyala sampai hampir terbakar pakaian nya sehingga membuat hitam pakaiannya dan ia
menyipratkan air hingga berbekas. Musibah yang menimpanya itu sangat berbahaya
akan tetapi ia tetap bersabar, sampai ia merasa sangat lelah, karenanya ia
mengambil roti kemudian ia memakannya”. Kemudian pada suatu hari suaminya
menyuruhnya untuk pergi kerumah ayahnya, dan seseorang asisten bertanya
kepadanya yang kemudian ia pergi kepada ayahnya. Setelah itu ia mendapati
ayahnya sedang berbincang-bincang bersama sahabatnya, ia merasa malu dan
kemudian ia pergi. Rasulullah mengetahui hal itu bahwasannya ia datang untuk
sesuatu keperluan, kemudian Rasulullah berjalan kerumahnya dan mendapati ia
telah berselimut dengan selimutnya dan ia ingin tidur. Setelah itu Rasulullah
bertanya tentang keperluannya, dan Ali memberitahu tentang tujuan kedatangan
istrinya. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada keduanya, apakah saya tidak
mengajarkan kepada kalian tentang seuatu yang baik untuk kalian berdua sebagai
penjaga? Jika kalian hendak tidur, maka bertasbihlah 33x bertahmidlah 33x dan
bertakbirlah 34x. Sayyidah Fatimah berkata: Aku ridha kepada Allah dan Rasulnya
sebanyak 3x.
Kemudian Nabi SAW mengirimkan balasan
atas pengabdiannya, yaitu berupa perak. Dan pada suatu hari Nabi SAW mendatangi
sayyidina Ali KarramAllahu wajhah, dan mendapatinya bersama sayyidah
Fatimah sedang menggiling gandum dengan penggilingan, kemudian Rasulullah SAW
berkata: “Siapa diantara kalian yang merasa lelah? Ali menjawab: “Fatimah Ya Rasulullah”
Kemudian Rasul berkata kepada Fatimah: “Berdirilah wahai anakku” maka,
berdirilah Fatimah, dan kemudian Nabi SAW duduk. Rasul duduk bersama dengan Ali
dan belaiau menggiling gandum dengan penuh rasa suka cita.
4. Dari
kalangan Perempuan yang berpengetahuan luas dan shalihah yaitu sayyidah Aisyah
putri sayyidina Abi Bakr RA, Ia banyak melakukan salat, berpuasa, dan menangis
karena takut kepada Allah, banyak bersedekah; sampai Ia pernah pada suatu hari
bersedekah sebanyak 70.000 dirham, dia memakai pakian yang sederhana padahal ia
memiliki uang sebanyak 100.000 dirham. kemudian ia memisahkan uang tersebut dan
saat itu ia sedang dalam keadaan berpuasa. Ia berkata kepada asistennya: “Bisakah
engkau menginfakkan dengan membeli daging satu dirham untuk berbuka nanti?
Kemudian asistennya menjawab: “Jikalu engkau telah memerintahkan aku akan
melakukannya”. Ia sangat menjaga kesuciannya dan hidupnya sangat perih. Ia
berkata : aku memasuki makam Rasulullah SAW, ayahku berkata: letakkan
pakaianku, seraya aku berkata: sesungguhnya itu adalah suami dan ayahku,
kemudian Umar RA dikubur didalamnya: “Demi Allah aku belum memasuki nya kecuali
pakaikanku yang diberikan Umar kepadaku semasa ia hidup. Maka lihatlah,
bagaimana kehidupan baginda Aisyah dikalangan orang asing hingga ia dikuburkan.
Aisyah juga merupakan seorang yang fakih dan ahli hadis. Ia banyak meriwayatkan
hadis, ia masuk dalam jajaran pembesar sahabat RA, kemudian jikalau ada yang
bertanya kepadanya maka, ia akan mejawab dibalik hijab. Nabi SAW mencintainya,
dan banyak memuji tentangnya. Dalam hadis dikatakan: kemuliaan Aisyah
dikalangan perempuan bagaikan roti dalam makanan. Dan dalam hadis juga
dikatakan: wahai Aisyah ini Jibril
mengirimkan salam Aisyah menjawab: wa’alaihissalam warahmatullahi
wabarakatuh.
5. Terdapat
sebagian guru mencintai salah satu muridnya. kebanyakan dari rekan-rennya
terkejut, maka dari itu ia berkata: karena apa guru kita mencintai murid ini
wahai ustadz? Kemudian ustadz menjawab untuk menjelaskan kepada mereka
sebab-sebab hal itu, ia memberikan seekor ayam kepada masing-masing murid,kemudian
masing-masing dari para murid berpencar di setiap tempat. Dimasaklah ayam tersebut meskipun ia tidak melihat kepada seseorang, para murid
mengikuti perintah ustadz tersebut kecuali satu orang murid, ia menolak ayam
tersebut, kemudian ustadz berkata: mengapa engkau belum memasak ayammu,
sebagaiman teman-temanmu memasknya? Kemudian ia berkata: karena aku belum
ditakdirkan untuk memisahkan diri disuatu tempat, tidak ada yang melihatku,
akan tetapi sesungguhnya Allah melihatku dimanapun tempatnya. Ustadz berkata
kepada para murid: lihatlah kalian kepada murid ini, ia takut kepada Allah. Dan
ia tidak lupa dimanapun ia berada maka dari itu aku lebih mencintainya dari
pada kalian, jangan ragu sesungguhnya ketika ia sudah besar nanti ia termasuk
menjadi orang yang shalih yang taat kepada Allah disegala keadaan.
4. Kewajiban Seorang Anak Perempuan seperti yang telah Diajarkan oleh
Nabi SAW
1.
Ketahuilah bahwasanya Nabi
Muhammad SAW memiliki hak yang mulia (besar), dan hak-haknya lebih besar
setelah melaksanakan hak kepada Allah SWT, dan adab yang dimilikinya berupa
kewajiban. Dia merupakan salah satu Nabi dari Nabi-Nabi lainnya yang dianggap
sebagai Nabi yang paling utama dan pembawa risalah. Dia datang dengan Agama
Islam. kamu telah mengetahui Tuhanmu dan kamu bisa membedakan antara yang halal
dan yang buruk, kebaikan dan juga keburukan.
2.
Dan sesungguhnya kamu tidak
ditakdirkan untuk menemui Nabi kamu SAW selamanya. Maka kamu wajib mencintai
Nabi, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umatnya. Di dalam hadis
disebutkan, “Cintailah Allah dari kenikmatan yang telah diberinya, cintailah
aku setelah mencintai Allah, cintai penduduk rumahku untuk mencintaiku”.
Dan di dalam hadis lain dijelaskan: “Jagalah aku bersama sahabat-sahabatku,
jangan mengingkari selainku, barang siapa yang mencintai mereka, maka dengan
cara mencintaiku”. Dan di dalam hadis lain juga dijelaskan: “Tidaklah
beriman seorang Mukmin setelah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya
sendiri.”
3.
Dan juga mencintai kepadanya:
mentaati seluruh perintah-perintahnya. Allah Ta’ala berfiman; “Segala
sesuatu yang datang kepada kalian dari Rasulullah SAW, maka ambillah, dan
apapun yang dilarang untukmu darinya, maka jauhkanlah”. “Barang siapa yang
mentaati Rasul, maka dia telah mentaati Allah”. Dan bukti dari ketaatannya:
yaitu mengaplikasikan yang telah diajarkan oleh agama dengan perkataan dan
perbuatan. Menghidupkan dan menjalani sunahnya dalam akhlaknya. Dalam hadis
dikatakan: “Barang siapa yang telah menghidupkan sunnahku, maka dia telah
mencintaku, dan barang siapa yang mencintaiku, maka dia telah maka dia akan
bersamaku di syurga.” Mengerjakan sholat seperti yang telah diperintahkan Allah
kepadamu dalam firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah
kepadaku dan bersalamlah supaya kalian selamat”. Dikhususkan pada malam dan
hari Jumat, seperti dalam hadis dikatakan: “Perbanyaklah sholat pada malam
dan hari Jumat, maka barang siapa yang melakukan: Aku menyaksikannya dan
memberikan syafaat (pertolongan) pada hari kiamat”.
4.
Sesungguhnya Tsaubana RA
telah lahir setelah Nabi Muhammad SAW: Tsaubana adalah orang yang mencintai Rasul,
sedikit kesabarannya, maka suatu hari dia datang dan sudah berubah raut
wajahnya menjadi sedih. Rasulullah berkata: “apa yang menyebabkan kamu seperti
ini?” Dia menjawab, aku sakit dan tidak berdaya, jika aku tidak melihatmu, maka
aku juga tidak ada: ketakutanku merupakan rasa takut yang kuat sampai aku bisa
bertemu denganmu, kemudian aku mengingat akhirat dan khawatir, kamu tidak
pernah melihatku karena dibesarkan oleh para Nabi, dan jika aku masuk syurga,
maka ditempatkan di syurga yang letaknya rendah dari letak yang lainnya. Jika
belum masuk syurga: aku tidak melihatmu selamanya. Turunlah firman Allah: “Barang
siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka bersama orang-orang
yang Allah beri nikmat untuk mereka, seperti Nabi-Nabi, sahabat-sahabat, orang
shaleh dan orang baik, yang akan menjadi teman mereka semua.”
5.
Profil
Akhlak Nabi Muhammad SAW
1. Sesungguhnya
Nabi Muhammad SAW: merupakan sosok teladan
yang baik untuk kaum muslimin dalam perkataannya dan perbuatannya,
perjalanannya dan ibadahnya, Allah Ta’ala bersabda: telah diutus dalam diri Rasulullah
SAW contoh yang baik, maka diwajibkan untukmu agar percaya dengan Nabi Muhammad
SAW dan memgikuti ajarannya: untuk menolong di dunia maupun di akhirat,
mendapatkan kebaikan secara bathin dan zhohir.
2. Adapun
akhlaknya Nabi SAW antara lain: jujur, tidak pernah berbohong, tidak suka
bercanda, sudah terkenal darinya ketika ia tumbuh dewasa, telah mensyahidkan
musuh, menolong dalam kejujuran. Rasulullah Saw pernah mendaki bukit Shafa dalam
misinya yang pertama kali yaitu mengumpulkan kaumnya dengan suara yang tinggi, ketika
mereka berkumpul, Rasulullah SAW berkata: jika aku mengabarkan kepada kalian,
kuda di lembah akan berubah, maka apakah kalian akan berbuat jujur? Semua dari
mereka menjawab dengan satu ucapan:”Apa yang kami dengar darimu adalah sebuah
kejujuran, dan sifat amanah hingga terkenal diantara para kaumnya dengan gelar
Muhammad al-Amin, ketika mereka
merenovasi Ka’bah: mereka berselisih untuk meletakkan hajar aswad di tempatnya,
sampai hampir terjadi peperang, kemudian diadakanlah perjanjian dan disepakati:
bahwa siapa saja yang pertama kali memasuki
pintu masjid dia adalah pemenangnya, dan orang yang pertama memasuki masjid
adalah Nabi Muhammad SAW, mereka senang dengannya, dan berkata: ini al-Amin,
kami semua harus ridho terhadap ketentuannya, kemudian Rasulullah Saw meletakkan
batu di selendang nya, dan beliau mengambil setiap ketua kabilah dari beberapa kabilah,
untuk mengangkatnya, Rasulullah meletakkan hajar aswad di posisi yang telah ia
tentukan. masih berkontroversi, ketika banyak kaum Quraisy menitipkan sebagian
harta mereka di kotanya, dan ketika ingin hijrah ke Madinah: merupakan sebuah
mimpi atau keinginan yang besar yang tumbuh darinya, dengan amanah-amanah dari
kelurganya, Sayyidina Ali memerintahkannya, dan berkata kepadanya: kamu tidak
pergi ke Mekkah sampai amanah-amanah tersebut selesai. Di dalam hadis
dijelaskan: “Demi Allah, aku percaya dengan langit dan bumi.”
3. Menepati
janji: Abdullah bin Abi al-Hamsaa berkata: aku telah dibai’at oleh Nabi dengan
bai’at sebelum dia mengirim. Dan meninggalkan sisanya, kemudian mengingatnya
sampai tiga kali, aku datang ketika dia ada di tempatnya, dan berkata: wahai
Pemuda, aku disini sejak tiga hari yang lalu menunggumu dan bertawaduk: duduk
bersama sahabat-sahabat sampai selesai perkumpulan dan berjalan di antara
mereka, dan tidak ada kekhususan bagi Rasululullah ketika berkumpul dengan
sahabatnya, masuk ke dalam Makkah pada sepuluh ribu tahun mendatang, berkuda
dengan kehebatannya, sederhana dan terus terang, haji dengan haji wada’, dalam
seratus ribu sahabat-sahabatnya, mengendarai sebuah perjalanan, dan kepadanya
kemewahan yang sama dengan empat dirham, menguasai Jazirah Arab, mengambil
harta-hartanya, tetapi menginfakkan semuanya di jalan Allah, ratusan orang
dalam perjalanan, memerintahkan sahabatnya, dengan perdamaian, seorang lelaki
berkata: wahai Rasulullah: kepadaku engkau menyembelihnya? Yang lain berkata:
kepadaku memasaknya: Nabi SAW berkata: dan kepadaku dikumpulkannya kayu bakar,
mereka berkata: wahai Rasulullah, apakah sudah cukup perbuatannya? Rasulullah
berkata: saya mengetahui kalian mencukupkanku, tetapi aku tidak suka untuk
mengistimewakan kalian, sesungguhnya Allah SWT membenci hamba-hamba-Nya yang
memperlihatkan kemewahannya diantara sahabat-sahabatnya,
Dan dari kerendahan hati Nabi
Muhammad SAW: sesungguhnya apabila berjalan dengan dua anak lelaki salam
kepadanya, salah satunya tidak menyukai berdiri dari majlisnya, pakaiannya
basah dan sandalnya terpampang, memerah susu, menyapu rumahnya, membantu
majikannya, mengambil apa yang dibeli dari pasar dengan tangannya, berkata
kepada sahabatnya: berikanlah aku apa yang kamu bawa, dan berkata: ada sesuatu
yang harus dibawa dan merupakan kewajiban sahabat.
4. Dan dari
akhlak Nabi Muhammad SAW, yaitu kesabarannya, mimpinya, dan permohonan maafnya,
sholat menghadap ka’bah, berkumpul dengan orang Qurays di majelis mereka, satu
orang di antara mereka berkata: apakah mereka tidak melihat dengan cermin ini!
Kalian berdiri ke arah Jazirah menghadap Fulan: kakinya berdarah, datanglah nabi kemudian menghentikan
itu, hingga apabila bersujud: meletakkannya di antara bahunya, lalu dia menyuruh
mereka pergi, yaitu Uqbah bin Abi Mu’aith, ketika Nabi sujud dan meletakkannya
di bahunya, Nabi tetap
untuk bersujud, mereka tertawa sampai sebagian dari harta mereka merupakan dari
tawaannya, Sayyidah Fatimah mengabarkan hal itu, dia masih kecil, tetapi dia
selalu berusaha, Nabi SAW tetap sujud sampai selesai, mengajak mereka, Nabi SAW
berdiri di Makkah setelah misinya disampaikan, tiga belas tahun, telinganya
berbagai jenis macam telinga, dan batu miliknya sampai dilemparnya lalu terkena
sandal dan mengeluarkan darah, mereka menyeru sambil berkata: Ya Allah,
berilah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui, mereka
bangkrut empat kali lipat, mereka protes, kemudian mereka jatuh di lubang,
mereka meminta maaf, berdoa untuk mereka, memaafkan keyahudiannya yang sudah
lama mengadu domba, dan ketika itu sedang Fathul Makkah, memaafkan segala kesalahan
penduduknya, dan mereka tidak mengeluh, walaupun mereka akan membalas dendam
dengan cara membunuh dan lain sebagainya.
6.
Profil
Akhlak Nabi Muhammad SAW (2)
1. Dan dari
kesabaran Nabi SAW, dia tinggal di rumah pamannya, yaitu Abi Thalib, dengan
kehidupan yang serba kekurangan, merasa puas dengan apa yang sampai kepadanya,
tidak pernah merasa kurang dalam menyantap hidangan, zuhud terhadap dunia,
merasa cukup dengan kekuasaan Allah, dia tidur dengan alas seadanya saja,
bantalnya keras, dia memakai pakaian seperti selimut, dan makanannya itu kurma
dan gandum, selama sebulan atau dua bulan, penduduknya tidak mengetahuinya,
merasa cukup dengan makan kurma dan air putih, melaksanakan puasa, mengumpulkan
batu untuk perutnya dan menahan lapar, mengambil harta-harta, meskipun bukan
menyimpannya untuk dirinya sendiri, menginginkan kehidupan di dunia, tetapi dia
lebih memilih zuhud dan sabar.
2. Dan dari
akhlak Nabi SAW yaitu hidup dan mati, hidupnya kuat , jika dia membenci
sesuatu: mengetahui sesuatu itu dari wajahnya, tidak pernah menjelaskannya
satupun apa yang sedang dia benci: tidak berkata tidak peduli kaum-kaum yang
membuatnya seperti itu, atau berkata seperti ini, dia melarangnya dan tidak
boleh melakukan hal yang sama. Tujuannya untuk mengingatkan kepada siapa yang
tidak berbicara dengan baik.
Kesucian
dan keyakinan: Rasulullah SAW, manusia yang paling suci, tidak pernah menyentuh
tangan perempuan yang sedang berada di sampingnya.
menerima
dengan penuh keridhoan terhadap pakaian dan makanan yang seadanya saja, tanpa
bertanya, tetapi jika dia menyukai makanannya, tidak membenci dan
meninggalkannya yang lainnya pula.
Dari
akhlak Rasulullah SAW: berani dan selalu maju, pemberani iAllah yang mau
mendekat atau bersahabat dengan peperangan, mendekati dari musuh, teguh pada
prinsip, membiasakan mengerjakan kewajiban, dan ridak peduli dengan
akibat-akibat dan sangat meyakitkan, betapa sakitnya yang pernah dialami di
jala agama, dan rasa sakit penduduk dan sahabat-sahabatnya, sampai mereka
memerintahkan untuk berhijrah ke Habasyah sebanyak dua kali, Nabi dan kaumnya
masuk selama tiga tahun, tidak bersambung kepada mereka kekuatan dan
keringanan, sampai mereka makan daun pohon.
3. Kualitas dan kemurahan hatinya: Nabi tidak
menolak kepada siapapun yang meminta sesuatu kepadanya, jika belum menemukan
sesuatu yang diberikan, maka dia akan memberikannya di lain waktu, dia membawanya sembilan puluh
ribu kali, tidak duduk sampai membaginya, kemudian datanglah orang yang
sedang berjalan, lalu Nabi berkata kepadanya: pinjamlah dan biarkanlah dia.
Pada suatu hari seorang
lelaki pernah memberikan seekor kambing, mendaki di antara kedua gunung,
kemudian kembali kepada kaumnya, dan berkata: selamatkanlah mereka,
sesungguhnya Muhammad memberikan pemberian yang tidak takut fakir.
Yang paling baik dan paling
sayang dari semua akhlak, Allah berfirman: Aku telah mengutus kepadamu rahmat
sekalian alam. Diaqntara kebaikannya: sesungguhnya pernah dalam salat, membawa
anak perempuan Umamah binti Zainab, kepada bahunya jika sujud dan
meletakkannya, jika bangun membawanya, Anas bin Malik RA kakanya, berkata
kepadanya: Abu Umar, burung berwarna merah, bermain dengannya dan meninggal,
pada suatu hari Nabi masuk, melihat seorang lelaki sedih, dan berkata: ada yang
telah terjadi? Burungku telah mati, kemudia Nabi berkata: Wahai Abu Umar! Apa
yang telah dilakukan burungmu?
4. Loyalitas
dan niat baik, bersilaturrahmi dalam memperbaiki hubungan, jika Nabi SAW mendapatkan wahyu, berkata: pergilah kalian
ke ruamh Fulanah sesungguhnya dia
temannya Khadijah, dia mencintai Khadijah, Nabi duduk seharian, dan bertemu
ayahnya, meletakkan sebagian bajunya, duduk di dekatnya, kemudian bertemu dengan
ibunya, meletakkan sebagian bajunya di samping tempat yang lain, dan duduk
bersamanya, kemudian bertemua dengan kakak laki-lakinya, Nabi berkata: maka
apakah aku akan duduk di antara kalian? Pamannya bersorak, bersorak dengan
kedua orang tuanya, selalu tersenyum untuk sahabat-sahabatnya memberikan setiap
duduknya merupakan gambaran suatu kehormatan, jika seorang lelaki itu dari salah
satu sahabat-sahabtnya: dia bertanya kepadanya, jika ketika dipanggil ghaib
(tidak ada), jika dia melihat, maka kunjungilah, jika dia sakit, maka
jenguklah.
7.
kewajiban kepada kedua orang tua.
Wahai
anak yang mulia, sungguh engkau telah mengetahui kadar cinta kedua orangtuamu
kepadamu, mereka tidak merasakan lelah dan merasa sulit dalam mendidikmu,
melainkan mereka selalu saja menunggu dengan sabar lagi senang, oleh karena itu
wajib atasmu membalas kebaikan ini
dengan kebaikan, bersungguh-sungguh dalam berbakti kepada mereka, kamu doakan
kedua orangtuamu mendapat anugerah dan karunia dari Allah Swt, kamu menyadari
bahwa banyak sekali kebaikan yang telah diberikan oleh orangtuamu, oleh
karena itu kamu harus mengetahui hak-hak mereka dan lakukanlah
kewajiban-kewajiban ini.
1.
Cintailah keduanya dengan
hatimu yang tulus, hormati keduanya dengan penghormatan yang lebih, perlakukan
keduanya dengan segala hal yang menggembirakan hatinya, berhati-hatilah dari
suatu apapun yang membuatnya kesal, dengarkan nasehat-nasehatnya, segera
mengerjakan perintah-perintahnya, memenuhi keperluan mereka dan ciumlah tangan
mereka setiap pagi dan sore, menghadap kepada mereka dengan wajah yang
tersenyum, serta doakan keduanya panjang umur dalam keadaan baik dan ‘Afiah,
dan hasil apa yang mereka tuju, semoga Allah membalas keduanya dengan
sebaik-baiknya balasan, atas baiknya pendidikan mereka.
2.
kamu mengetahui adanya
orangtua adalah sebuah kenikmatan besar untukmu dari Allah, keberkahan rahmat
bagimu, kamu merasa senang dengan memandanginya jika kamu seperti itu maka
terdapat pahala pada hal tersebut, sebagaimana yang terdapat dalam hadis:
ما من رجل
ينظر الى وجه والديه نظر رحمة : الا كتب الله له بها حجة مقبولة
“ Tidaklah seseorang memandang wajah kedua orangtua nya dengan
pandangan rahmat, kecuali Allah mencatat baginya seperti haji yang maqbulah (diterima).”
Berilah salam kepada mereka setiap hari,
memintalah izin kepada mereka dalam segala urusanmu, berikan kebahagiaan kepada
mereka, penuhilah keinginan keduanya, doakanlah mereka karena mereka mendoakanmu
setiap kebaikan alangkah besarnya nikmat
ini, alangkah Maha Pemurahnya Allah atas ini, tidaklah seorang anak
mengetahui nikmat yang besar dengan
adanya orangtua, kecuali apabila sudah tidak ada kedua orangtuanya, maka
barulah mereka merasa sangat menyesal, merasakan sedih yang luar biasa atas
sepeninggalnya mereka
3.
Gunakan adab kepada orangtua
disetiap waktu, janganlah kamu berpaling dari mereka, janganlah engkau
memanggil orangtua dengan nama mereka, janganlah kamu tertawa dihadapan mereka dan ditempat lainnya dengan suara keras, janganlah memandang mereka
dengan pandangan yang tajam, janganlah berbohong kepada mereka, janganlah
mencacinya, atau berbicara dengan perkataan yang tidak terpuji, janganlah
mengankat suara diatas suara mereka, Allah SWT berfirman:
وَقَضَىٰ
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ
لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا
“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak.
jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan jangnlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah
kepada keduanya perkataan yang baik. dan rendakanlah dirimu terhadap keduanya
dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘wahai tuhanku! sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua teah mendidik aku pada waktu kecil’ “
(Al-isra:23-24)
4.
Carilah keridhoan orangtuamu,
dengan bersungguh-sungguh belajar, pergi kesekolah setiap hari, rawatlah
buku-bukumu dan pakaianmu, serta peralatanmu, susunlah sesuai dengan tempatnya,
janganlah kamu merubah atau menambahkan sesuatu darinya, kerjakanlah segala
sesuatu yang menyenangkan mereka baik itu
di rumah maupun di luar rumah, janganlah kamu menyakiti seseorang
saudaramu atau saudara-saudaramu, atau seorang asisten dan janganlah kamu
bertengkar dengan anak perempuan lain ,
pedagang atau rekanmu di sekolah
5.
jika kamu meminta sesuatu
kepada kedua orangtuamu, maka janganlah kamu memintanya di hadapan orang-orang
jika orangtuamu tidak memberikanmu: maka kamu diam, karena keduanya lebih
mengetahui apa yang bermanfaat bagimu, dan berhati-hatilah jika kamu marah,
atau kamu cemberut dalam menagih apa yang kamu inginkan. Apabila kamu duduk dihadapan
mereka: maka duduklah dengan baik, janganlah kamu menempatkan kaki diatas kaki,
janganlah kamu duduk sedangkan keduanya berdiri, janganlah kamu berjalan
sedangkan keduanya dibelakangmu, apabila kamu dipanggil olehnya : maka bersegeralah
untuk memenuhi panggilannya, janganlah kamu lambat atau menghiraukannya, atau
merasa bosan dengan panggilannya, dan kamu benar-benar harus memperhatikan:
jika orangtuamu di cela oleh orang lain, kemudian kamu membalas celaan orang
tersebut, maka termasuk dosa besar hal tersebut, dalam hadis disebutkan:
من الكباءر
شتم الرجل والديه قا لو : يا رسول الله وهل يشتم الرجل والديه ؟ قال : نعم, يسب
ابا الرجل فيسب اباه ويسب امه فيسب امه
“ Termasuk dosa besar adalah seseorang
melaknat kedua orangtuanya sendiri, beliau ditanya: “Bagaimana mungkin
seseorang tega melaknat kedua orangtuanya? beliau menjawab : “seseorang mencela
(melaknat) ayah oranglain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayahnya,
kemudian mencela ibu orang lain, dan orang tersebut membalas mencela ibunya.”
6.
Apabila kamu sudah besar maka
bantulah orangtuamu sesuai dengan kemampuanmu: adakalanya dengan hartamu,
apabila kamu memiliki harta, adakalanya dengan kemampuanmu yang mereka
butuhkan, dan bantulah mereka di tempat yang mereka perlukan bantuan, seperti dirumah
: ketika sedang memasak, mencuci baju, membersihkan ruangan, dan lain
sebagainya, dan pikirkanlah olehmu berbuat baik kepada ibumu lebih banyak dari
ayahmu, karena kasih sayang seorang ibu itu lebih tinggi, lebih lelah dalam
mendidikmu.
Apabila meninggal salah seorang dari
kedua orangtuamu atau keduanya: maka wajib seorang anak untuk berbakti kepada
keduanya dengan mendoakannya, meminta ampun untuknya, bersedekah bagi keduanya, membaca Al Quran dan memberikan hadiah
berupa pahala-pahala untuk kedua ruh orangtuanya.
di dalam hadis disebutkan :
سَأَلَ
رَجُلٌ رسول الله صلى الله عليه واله
وسلم فقال: يا رسول , هل بَقِيَ
مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أُبِرَّهُمَا بِهِ بعد وفاتهما ؟ قال : نعم, الصلاة
عليهما, والاستغفا ر لهما, وَاِنْفَاذِ عَهْدِهِمَا, واكرام صَدِيْقِهِمَا, وَصِلَةُ
الرَّحِمِ الَّتِيْ لَا تُوْصَلُ اِلَّا بِهِمَا (ومعنى انفاذ عهدهما امضاء
وصيتهما, وما عهدا به قبل موتهما)
“ Seseorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: Ya Rasulullah, apakah ada
suatu amalan untuk berbakti kepada kedua orangtua setelah wafat keduanya? : Rasul
bersabda : Ya, mensalatkan mereka, beristigfarlah untuk keduanya, memenuhi
janji mereka setelah meninggal dunia, muliakanlah teman-temannya, sambunglah
tali silaturahmi yang terjalin karena sebab adanya mereka. (maksud dari
memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia: menandatangani wasiat mereka,
dan sesuatu persetujuan sebelum meninggal keduanya)”
7.
Apabila kamu berbakti kepada
kedua orangtuamu, kamu akan mendapatkan Ridho Allah SWT, mendapatkan pahala
yang agung, hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
dalam hadis disebutkan :
رِضَا
الله فِي رِضَا الوالدين
وَسُخْطُ الله
فِي سُخْطِ الوالدين
“ Ridho
Allah tergantung pada ridho kedua orangtua, dan murka Allah tergantung pada
murkanya kedua orangtua.“
dalam hadis yang lain disebutkan :
براوالدين
افضل من الصلاة و الصدقة و الصوم والحخ والعمرة والجهاد في سبيل لله
“ Berbakti kepada kedua
orangtua lebih utama dari salat, sedekah, puasa, berhaji, umrah, dan jihad di
jalan Allah.”
Dengan berbakti kepada kedua orangtua,
anak-anakmu akan berbakti kepadamu di masa yang akan datang. sebagaimana dalam hadis :
بروا
اباءكم تبركم ابناؤكم
berbaktilah kepada orangtua
kalian karena anak-anakmu akan berbakti kepadamu.
Apabila kamu durhaka kepada kedua
orangtuamu : maka hal itu merupakan dosa yang sangat besar, Rasulullah SAW
bersabda :
اكبر
الكبائر الاشراك بالله وعقوق الوالدين. وقال ايضا: اياكم وعقوق الوالدين فان ريح
الجنة يوجد من مسيرة الف عام, والله لايجدها عاق ولا قاطع رحم, وقال ايضا: ملعون
من عق والديه.
“ Dosa
yang paling besar selain dari menyekutukan Allah adalah durhaka kepada kedua
orangtua, Nabi bersabda juga: hanya mereka yang durhaka kepada kedua orangtua,
karena sesungguhnya bau surga tercium dari jarak 1000 tahun , Demi Allah tidak
ada baginya yaitu bagi orang yang durhaka kepada kedua orangtunya, memutuskan
silaturahmi, Nabi SAW bersabda: “dilaknatlah orang yang durhaka kepada kedua
orangtuanya.”
8.
Apabila kamu melakukan kesalahan
kepada orangtuamu : hendaklah kamu meminta maaf kepadanya, senantiasa berlaku
seperti itu ketika mereka masih hidup, hendaklah kamu bertaubat dengan
sebenar-benarnya taubat, kamu berjanji kepada dirimu sendiri, janganlah
mengulangi kesalahan yang serupa, karena sesungguhnya durhaka kepada kedua
orangtua balasannya akan disegerakan di dunia khususnya setelah wafat kedua
orangtuanya.
didalam hadis disebutkan :
كُلُّ
الذُّنُوبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مِنْهَا مَا
شَاءَ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ اِلَّا عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ فَاِنَّ اللهَ يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِى
اْلحَيَاةِ قَبْلَ اْلمَمَاتِ.
“ Setiap dosa Allah tunda balasannya sampai
hari kiamat, kecuali durhaka terhadap kedua orangtuanya, sesungguhnya Allah
akan menyegerakan bagi orang yang durhaka sebelum meninggal.”
Seorang
laki-laki mendatangi Nabi Muhammad SAW dia meminta Baiat atas hijrahnya,
kemudian berkata, aku datang kepadamu karena aku telah membuat orangtuaku
menangis, lalu nabi berkata: “pulangah kepada mereka, dan buatlah mereka
gembira seperti kamu membuat menangisnya.”
9.
Tidak ada sesuatu yang paing
menggembirakan bagi kedua orangtua selain dari melihat anaknya sebagai penyejuk
hati yaitu senantiasa berbakti, patuh, sopan santun, dan sebaliknya sesuatu
yang paling menyedihkan hatinya melihat anaknya durhaka, menentang, tidak
sopan, pemalas, oleh karena itu berusahalah menjadi penyejuk hatinya. dan mintalah
doa dari keduanya sehingga kamu sampai kepada tujuanmu.
dalam hadis disebutkan :
دعاء
الوالدين لوالده كداء النبي لامته
Doa orangtua untuk
anak-anaknya, bagaikan doanya Nabi Untuk umatnya.
8. Kisah
Inspiratif
1.
Nabi Ismail as merupakan anak
laki-laki dari Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail adalah sosok yang berbakti kepada
kedua orang tuanya, ketika telah berusia 13 tahun, ayahnya berkata kepadanya:
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“ Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.
maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu, Ismail menjawab: “wahai ayahku
lakukanlah apa saja yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang sabar. (Qs.
As-Saffat (37) ayat 102)
Maka nabi Ibrahim memenuhi perintah
Tuhannya, dan akan menyembelih anaknya, kejadian ini membuat ibu nabi Ismail A.s
merasa terkejut, kemudian nabi Ismail berkata: “wahai ayahku, putuskanlah tali
nafasku, sehingga aku tidak merasa ragu, dan bukalah bajuku sehingga darah
tidak mengenainya, sehingga ibuku tidak melihatnya dan membuatnya terlalu
bersedih sampaikanlah kepada ibuku bahwa aku selamat, jika Engkau
memperlihatkan bajuku kepadanya maka lakukanlah, karena sesungguhnya hal itu
menyenangkan hatinya dan mengingatkan anaknya.”
Maka dijatuhkanlah nabi Ismail dihadapan
nabi Ibrahim, dan diletakanlah pisau didekat kerongkongannya, akan tetapi tidak
ada bekasnya, atas kuasa Allah tiba-tiba digantinya dengan domba dari surga,
maka nabi Ibrahim telah berkurban.
Maka lihatlah wahai anak tercinta,
bagaimana bakti sayyidina Ismail dan kesabarannya! dan bagaimana sayyidina
Ibrahim mematuhi perintah Tuhannya ! serta keteguhannya dalam menghadapi cobaan
yang berat.
2. Sayyidina
Ali Zainal Abidin Ra berkata perbanyaklah berbakti kepada ibumu, kemudian
sahabatnya bertanya : “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu,
kenapa kita tidak melihatmu makan bersamanya ? ” Beliau menjawab : “ya, karena sesungguhnya aku
takut tanganku mendahuluinya mengambil makanan, sedangkan ibuku sudah dahulu ingin memakannya, dengan hal
seperti itu aku khawatir aku telah berbuat durhaka.”
3. Seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata : “Ya Rasulallah, disini
ada pemuda yang tengah menghadapi sakaratul maut, telah dikatakan pula
kepadanya lailaaha illahu, dia tidak mampu mengucapkannya” Rasul berkata
: “Apakah dia tidak bisa mengatakannya ketika masih hidup? tentu” Rasul berkata
: “Apa yang mencegahnya ketika dia mati?”
kemudian bangkitah Rasuullah SAW dan
kami bangkit bersamanya mendatangi pemuda
itu, lalu berkata Rasulullah : “Wahai pemuda, katakanlah lailaaha ilallahu, lalu
berkata anak tersebut : “aku tidak sanggup mengucapkannya” Rasul berkata” mengapa?” pemuda itu berkata : “Aku telah durhaka
kepada ibuku” Rasul berkata: “Apakah dia masih hidup?” Pemuda itu berkata: “ya” Rasul berkata : “datangkanlah
dia.” maka datanglah ibunya, lalu berkata Rasul : “Apakah engkau ingin melihat
anakmu terbakar oleh api, jika engkau
tidak mengampuni nya maka akan aku lemparkan ke dalam api ini, ibunya berkata:
kalau begitu aku mengampuninya, kemudian Rasul berkata : “Maka bersaksilah
engkau kepada Allah ta’ala”, dan bersaksilah atasku : “Sesungguhnya engkau
telah ridho atasnya,” ibunya berkata: “Ya Allah aku bersaksi kepadamu, dan
kepada utusanmu, sesungguhnya aku telah meridhoi anakku,” maka Rasul berkata: “Wahai
Pemuda , katakanlah Lailaha ilallahu,” maka pemuda itu berkata: “lailaaha
illahu” Rasulullah SAW berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah
menyelamatkannya dari Api Neraka.”
Maka aku berharap wahai anak yang mulia
dari kisah ini bahwasanya ketahuilah
olehmu durhaka kepada kedua orangtua menjadi sebab seseorang meninggal dalam
keadaan suul khotimah, dan mudah-mudahan Allah menjauhkannya.
dalam riwayat lain :
bahwasanya Alqomah adalah seorang laki-laki saleh yang rajin beribadah, puasa,
bersedekah, akan tetapi ibadahnya tersebut tidak ada manfaat baginya disebabkan
kedurhakaannya, menentang perintah-perintah ibunya, dan lebih mentaati istrinya
dibandingkan mengutamakan ibunya.
Dalam hadis disebutkan :
ثلاثة
لا ينفع معهن عمل : الشرك باالله وعقوق الوالدين والفرار من الزحف
“ Ada tiga hal yang tidak
bermanfaat : menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, kabur dari
peperangan”
4. Seorang
anak laki-laki yahudi, Pembantu Nabi Muhammad SAW kemudian anak tersebut sakit,
lalu Nabi dipanggil kerumahnya, datanglah Nabi kerumahnya untuk menemuinya kemudian dia menundukan kepalanya, Nabi
berkata kepadanya: masuk Islamlah, maka dia melihat kepada ayahnya, yang dekat
dengannya, lalu ayahnya berkata: patuhilah Abal Qasim, lalu masuk
islamlah dia, kemudian Nabi keluar dan berkata: “Segala puji bagi Allah yang
telah membebaskannya dari Api neraka.”
Maka perhatikanlah : bagaimana anak ini,
berbakti kepada ayahnya dimana saja bahkan sampai sebelum wafatnya, dengan
demikian Allah memberikan pemahaman islam, di akhir hayatnya yang singkat, maka
jadilah dia ahli surga. dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran :
bahwasanya berbakti kepada kedua orang tua menjadi salah satu sebab husnul
khatimah.
5. Haywah
ibn Syuraih berbakti kepada ibunya, dia tidak pernah menentang perkataan ibunya
, dia merupakan termasuk ulama besar yang memiliki banyak murid. suatu ketika
datang ibunya, Haywah ibn Syuraih sedang mengajar, lalu ibunya berkata: bangun
wahai Haywah, aku ingin menceritakan cerita Ayam, maka dengan tidak keberataan
segeralah dia meninggalkan pengajaran, dan bergegas mematuhi perintahnya.
6. Dari
orang-orang yang berbakti juga: Dzar Ibn Umar Alhamdani, yang berbakti kepada
ayahnya, bahwasanya seekor kucing berjalan bersama ayahnya ketika siang hari,
dia berjalan mengikutinya tetapi dia tidak mengikutinya pada malam hari,
kecuali berjalan di depannya, untuk mendapatkan informasi dan tidak mendapati
ayahnya dibelakangnya.
9. Kewajiban Terhadap Saudara kandung
Sesungguhnya orang yang paling dekat denganmu
setelah kedua orangtuamu adalah saudaramu hendaklah kamu memiliki adab
terhadapnya untuk mendapatkan ridho Allah kemudian ridho orangtuamu, hiduplah
bersama mereka dalam keadaan senang maupun gembira
1. Hormatilah
mereka di setiap waktu dan keadaan, cintailah mereka dengan sebenar-benarnya
cinta, pada dasarnya kamu dan mereka
berasal dari orangtua yang sama , mereka mencintaimu, berharap kamu bahagia
maka hiduplah bersamanya dengan harmonis dan bersatu, cegahlah dari sebab terjadinya
perbedaan dan perselisihan, tidak membenarkan perkataan orang yang dengki, adu
domba, dan memendekan hak-hak mereka. dan bersikap toleran apabila mereka
memendekan hak-hakmu.
2.
khusus bagi kaka kandungmu
baik itu yang laki-laki atau yang perempuan muliakanlah dan hormatilah mereka
anggaplah mereka seperti orangtuamu, lakukan nasehat-nasehat mereka, janganlah menentang apa yang mereka perintahkan.
dalam hadis disebutkan:
حق كبير
الاخوة على صغيرهم كحق الولد على ولده
“Hak seorang kakak kandung kepada adiknya seperti hak nya orangtua
kepada anakanaknya.”
3. Sayangilah
adik-adikmu baik itu laki-laki atau perempuan, bergaulah dengan keduanya dengan
kasih sayang dan perbuatan baik, berlakulah kamu sama seperti orangtuamu, hal
demikian itu untuk menyenangkan keduanya
dalam hadis disebutkan :
ان
في الجنة دارا يقال لها: دار الفرح لايدخلها الا من فرح الصبيان
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat
sebuah rumah, dikatakan bahwa rumah itu : rumah kebahagiaan, tidak akan masuk
kedalamnya kecuali siapa saja orang yang membahagiakan anak kecil.”
4.
Bantulah saudaramu semampumu.
Rasulullah SAW bersabda :
مثل الاخوين
مثل اليدين تغسل احداهما الاخرى
“Perumpamaan dua orang yang bersaudara
seperti dua tangan yang membersihkan satu sama lain”
Tinggalah
bersama mereka, berlaku sabarlah atas mereka, apabila mereka berbuat salah:
maka ingatkanlah mereka atas kekeliruannya dengan lembut dan penuh kelembutan.
karena sesungguhnya perkataan yang lembut orang yang mendengarnya akan
menerimanya dengan baik, dan berbeda dari itu perkataan yang kasar meninggalakan
kedengkian, hindarkanlah pertengkaran diantara kalian, janganlah merasa rugi
tinggal bersama mereka, hindarkanlah sifat ketika tinggal bersama mereka yaitu
bercanda bersama mereka dengan candaan yang tidak pantas, kamu mengambil dari
mereka suatu selain ridonya, saling tumpah tindih, atau kamu melakukan
keburukan dengan menuduhnya.
5.
Saudara laki-lakimu merupakan
tangan kananmu, sebagaimana Firman Allah ta’ala ,
nasihat Nabi musa atas hak saudaranya Nabi Harun As :
سنشد عضدك
باخيك
kami akan mencari tangan kanan saudaramu, yang merupakan senjata
yang melindungi kehidupanmu
sebagaimana yang dikatakan dalam syair:
اخاك اخاك ان
من لا اخا ك له
كساع الى
الهيجا بغير سلاح
saudaramu, saudaramu sesungguhnya
adalah seorang yang tidak mempersaudarakanmu.
seperti pasukan dalam menggelorakan
persenjataan
10.
PERSATUAN MEWUJUDKAN KEKUATAN
Diceritakan bahwasannya ada seorang
laki-laki mempunyai banyak anak, dan ketika ajalnya sudah dekat, laki-laki itu
memanggil semua anak-anaknya dan memberi kepada mereka masing-masing seikat
tombak dan memerintahkan kepada mereka untuk mematahkannya. Merekapun berusaha
dengan sekuat tenaga untuk mematahkannya, namun mereka tidak mampu, kemudian
laki-laki itu melepaskan ikatan tombak dan memberikan kepada masing-masing dari
mereka satu tombak. Maka merekapun mampu mematahkannya dengan mudah. Kemudian
laki-laki itu berkata kepada mereka “perumpamaan kalian adalah seperti ikatan
ini, jika kalian bersatu dan bersama (berkumpul), maka musuh tidak akan sanggup
untuk mengalahkan kalian, namun jika kalian berselisih dan berpisah, maka
dengan mudahnya musuh akan menghancurkan kalian seperti ikatan tombak ini yang
telah dilepas dan dapat kalian patahkan dengan tanpa susah payah dan
kesukaran”. Kemudian laki-laki itu menyanyikan sya’ir:
كونوا جميعا يا بني
إذا اعترى # خطب ولا تتفرقوا احادا
تأبى الرماح إذا
اجتمعن تكسرا # وإذا افترقن تكسرت أفردا
“ Bersatulah wahai anak-anakku pada waktu musibah menimpa
dan
jangan terpecah belah sendiri-sendiri”
“Tombak-tombak itu tidak akan bisa
patah jika dikumpulkan menjadi satu
dan
apabila dipisah-pisah maka dapatlah dipatahkan satu persatu”
11.
KEWAJIBAN TERHADAP KERABAT-KERABAT
1) Sesungguhnya orang yang paling dekat denganmu
setelah kedua orangtuamu dan
saudara-saudaramu adalah saudara-saudara dari ayahmu dan saudara-saudara dari
ibumu. Disebutkan di dalam hadist :
الخالة بمنزلة الأم، عم الرجل صنو
أبيه، ابن أخت القوم منهم.
“bibi (saudara perempuan ibu)
itu sederajat dengan ibu, paman (saudara laki-laki ayah) adalah seseorang yang
sederajat dengan ayah, putra saudara perempuan dari suatu kaum adalah termasuk
dari golongan mereka.”
Para kerabatmu mencintaimu
dan mencintai ibu bapakmu, maka hal apa sajakah yang harus engkau lakukan
terhadap mereka?
2) Yaitu:
engkau harus memperlakukan mereka seperti engkau memperlakukan
saudara-saudaramu, maka hormatilah orang-orangtua mereka, dan sayangilah
anak-anak kecil mereka, dan ucapkanlah salam yang baik ketika bertemu dengan
mereka, dengan penuh kegembiraan dan senyuman, dan berbicaralah bersama mereka
dengan perkataan yang baik, bukan perkataan yang buruk dan ketika mereka
memerintahkanmu maka patuhilah dan janganlah engkau menentangnya, dan dengan
hal itu engkau akan mendapatkan akhlak yang baik. Dan ketika mereka membutuhkan
sesuatu maka hendaklah engkau bergegas untuk menolongnya dengan usaha yang
engkau mampu.
3) Dan janganlah kalian lupa untuk selalu
mengunjungi mereka, apalagi dalam waktu-waktu tertentu seperti hari raya dan
hari kegembiraan, atau pada saat tertimpa musibah dan kesedihan. tatkala
kerabatmu sakit, maka bergegaslah untuk menjenguknya, dan berdo’a untuk
kesehatannya. Apabila kerabatmu meninggal dunia maka bersegerlah untuk datang kerumahnya, untuk mendo’akannya
agar diberi kasih sayang dan ampunan dan berta’ziyah (berbela sungkawa) kepada
anak-anak dan keluarganya serta membantu mereka. Maka dengan demikian itu,
mereka akan senang terhadapmu, karena engkau senang jika mereka senang, dan
akan sedih jika mereka bersedih, dan mereka mengetahui bahwa engkau adalah anak
perempuan yang baik akhlaknya (terdidik) yang menunaikan kewajibannya terhadap
kerabatmya.
4) Bersatulah dengan kerabatmu, dan jauhilah
segala sesuatu yang menyebabkan perpisahan dan pertengkaran, dan
berhati-hatilah jika mendengar berita dari seseorang yang suka menyebar fitnah
(hoax), karena ia ingin memisahkan engkau dengan kerabat-kerabatmu. Maafkanlah
mereka ketika mereka berbuat kesalahan terhadapmu, dan janganlah engkau dengki
terhadap mereka sebab kesalahan itu. Apabila Allah memberikan nikmat kepada
mereka, maka tampakkanlah kesenanganmu terhadapnya, dan janganlah engkau iri
terhadap mereka. Apabila engkau menjalankan adab-adab ini maka tentulah engkau
akan hidup bersama kerabat-kerabatmu dengan rukun dan damai, aman dan bahagia.
Kebahagiaan seseorang tergantung kebahagiaan saudara dan keluarganya. Mereka
seperti sayap bagi burung, sebagaimana yang dikatakan oleh penya’ir:
وإن ابن عم المرء فاعلم جناحه #
وهل ينهض البازي بغير جناح؟
Ketahuilah
wahai anak manusia,
manusia adalah sayap
Bisakah
burung elang terbang tanpa sayap?
5) Sesungguhnya
Allah telah memerintahkan agar berbuat baik terhadap kerabat-kerabat dan
menghubungkan mereka dengan orang tua. Allah S.W.T berfirman:
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ (النساء : 36)
“dan
sembahlah Allah,dan jangan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, dan berbuat
baiklah kepada ibu-bapak serta kerabat-kerabat” dan Allah
berfirman:
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ
(الإسراء : 26)
“Dan berikanlah (sebagian hartamu) kepada keluarga-keluarga yang dekat
akan haknya”.
Dan didalam hadist :
وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
والْيوم الآخِر، فَلْيصلْ رَحِمَهُ
“barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir hendaklah menyambung hubungan kekeluargaan”. maksudnya
berbuat baik kepada kerabatnya. Dan bagi orang yang berbuat baik kepada
kerabat-kerabatnya: Allah akan meluaskan rezekinya, dan memanjangkan umurnya.
Dan dalam hadist:
"مَنْ أَحبَّ أَنْ
يُبْسَطَ لَهُ في رِزقِهِ ويُنْسأَ لَهُ في أَثرِهِ فَلْيصِلْ رحِمهُ"
“Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan diakhirkan
ajalnya, maka sambunglah silaturahim.” Dan juga Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Dan di hadist:
أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا
عَظِيمًا فَهَلْ لِي تَوْبَةٌ؟ قَالَ: (هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟) قَالَ: لَا، قَالَ:
(هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟) قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: (فَبِرَّهَا)
“Ada
seorang laki-laki mendatangi Nabi SAW dan berkata: “sesungguhnya aku berdosa
besar, apakah aku bisa bertaubat? Maka Nabi bertanya: apakah engkau mempunyai
ibu?. dia menjawab: tidak, Nabi bertanya: apakah engkau mempunyai bibi. Dia
menjawab: iya. Nabi bersabda: maka berbaktilah kepadanya.”
6) Adapun
orang yang berbuat buruk kepada kerabat-kerabatnya dan menyakitinya, maka
akibatnya yaitu terhalangnya untuk ia masuk surga sebagaimana yang telah
disebutkan dalam hadist:
لاَ
يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ
“tidak masuk surga orang yang memutuskan
hubungan kekeluargaan”. Allah akan menyegerakan hukuman baginya di
dunia dan siksa akhirat yang pedih. Sebagaimana disebutkan di hadist:
مَا
مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ
فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ
وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tiada dosa yang lebih pantas untuk
disegerakan Allah hukuman bagi pelakunya disamping hukuman yang disimpan Allah
baginya di akhirat daripada kedzaliman dan pemutusan hubungan kekeluargaan”.
7) Apabila
kerabatmu berbuat kejahatan kepadamu maka bersabarlah, dan balaslah kejahatan
dengan kebaikan. Di dalam hadist:
أَنَّ رَجُلًا قَالَ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي، وَأُحْسِنُ
إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ؟ فَقَالَ :
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ، وَلَا يَزَالُ
مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Seorang laki-laki berkata: ya Rasulullah,
aku mempunyai kerabat yang aku hubungi sedangkan mereka memutuskan hubungan
denganku, aku berbuat baik kepada mereka sedangkan mereka berbuat jahat padaku,
aku sabar kepada mereka, tetapi mereka tidak menghiraukanku. Maka Nabi
menjawab: jika benar seperti yang engkau ceritakan, maka seakan-akan engkau
memberikan abu panas terhadap mereka, dan Allah tetap menolongmu terhadap
mereka selama engkau berbuat demikian”.
(Dan makna dari تسفهم
المل adalah
engkau memberikan makan kepada mereka abu panas, dan itu serupa dengan dosa
yang besar. Dengan sebab menyakitimu, seperti orang yang merasa sakit ketika
memakan abu panas. Dan makna ظهير adalah penolong, maksudnya sesungguhnya Allah menolongmu terhadap
mereka.
12. ABU
THALHAH AL-ANSHARY DAN KERABAT-KERABATNYA
Disebutkan
dalam hadist bahwasanya Abu Thalhah
al-Anshary r.a adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya, berupa pohon
kurma di Madinah. Harta yang paling ia cintai adalah biruha’ (yaitu kebun
kurma) yang menghadap masjid. Suatu ketika Rasulullah SAW memasukinya dan
meminum air yang lezat. Tatkala turun ayat ini:
﴿ لَنْ
تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
﴾ (ال عمران : 92)
“kamu sekali-kali tidak
sampai kepada kebaktian yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta
yang kamu cintai”.
Kemudian
Abu Thalhah datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: wahai Rasulullah
sesungguhnya Allah telah me nurunkan
kepadamu ayat لَنْ
تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ dan
sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah biruha’, dan itu akan ku
sedekahkan karna Allah SWT, aku berharap itu sebagai kebaktian dan
simpanan disisi Allah SWT, sebagaimana
yang ditunjukan Allah terhadapmu, maka Rasulullah SAW bersabda: bagus, itulah
harta yang beruntung, itulah harta yang beruntung, aku telah mendengar apa yang
engkau katakan, aku berpendapat agar engkau membagikannya kepada
kerabat-kerabat. Abu thalhah menjawab: akan aku lakukan ya Rasulullah. Maka dia
membagi-bagikannya pada para kerabatnya dan anak pamannya.
13.
Akhlak
Perempuan Terhadap Pembantunya
Wajib
bagi anak perempuan memperlakukan
Pembantunya
dengan perilaku yang baik, berbicaralah
kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut. Jika memerlukan sesuatu
terhadapnya janganlah meminta dengan keras, membentak atau dengan
sombong. Ketika kamu mengetahui ia berbuat salah, tegurlah dengan lemah
lembut dan berilah toleransi, karena kita tahu bahwa manusia adalah tempat salah
dan lupa.
Apabila
kamu memanggil Pembantu dan ia tidak langsung menjawab atau kamu menyuruhnya
melakukan sesuatu dan dia melakukannya dengan lamban maka jangan terburu-buru
kamu mencelanya. Mungkin ia tidak mendengar suaramu, atau ia sedang sibuk.
Jadilah orang yang pemaaf atas kesalahan yang diperbuat oleh Pembantu. Pada umumnya mereka tidak
sopan. Oleh karena itu maafkan mereka jika mereka merusakkan sesuatu. Dalam
hadis diterangkan:
لَا تَضْرِبُوا
إِمَاءَكُمْ عَلَى كَسْرِ
إِنَائِكُمْ فَإِنَّ لَهَا آجَالًا كَآجَالِكُمْ.
"Jangan
kalian pukul Pembantu kalian
jika ia memecahkan wadahmu. Karena sesungguhnya ia mempunyai kehormatan seperti
kehormatanmu”
Apabila pembantumu memberikan pelayanan yang baik jangan lupa untuk
berterimakasih atas kebaikannya. Berilah dia penghargaan atas pelayanannya. Allah berfirman:
هَلْ جَزَاءُ
الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula)” (QS. al-Rahman:60)
Jangan
perlihatkan apapun rahasia rumah kepada pembantumu, agar tidak membuka
peluang untuk pencurian. Jangan bergantung pada mereka dalam segala hal.
Berhati-hatilah dengan mereka, Jangan duduk dengannya untuk bercanda dan
berbicara yang sia-sia. Jangan sampai kamu meniru tabiatnya dan jangan sampai
dia berani berbuat buruk terhadapmu. Apabila kamu duduk bersamanya karena suatu
keperluan seperti menasehatinya atau mengajarinya tentang perkara agama maka
yang demikian itu tidak mengapa. Justru
hal ini yang diperlukan.
Jangan
sekali-kali engkau mendhalimi pembantu dengan menyuruhnya melakukan pekerjaan diluar
batas kemampuannya. Atau tidak memberikan upahnya atau mengulur-ulur waktu
pemberiannya. Dalam hadis disebutkan:
"أَعْطُوا
اْلأَجِيْرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ"
“Berilah
upah kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum keringatnya kering.”
atau
membayarnya dengan upah yang pantas ia dapatkan. Disebutkan pula dalam hadis:
ظُلْمُ اْلاَجِيْرُ
أَجْرَهُ مِنَ اْلكَبَائِرِ
“mendhalimi pekerja mengenai upahnya termasuk
dosa besar”
Atau
memukulnya tanpa haq. Dalam
hadis lain disebutkan:
مَنْ ضَرَبَ سَوْطًا
ظُلْمًا : اُقْتُصَّ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa
yang memukul dengan cambuk secara aniaya ia akan dibalas ata perbuatan itu pada
hari kiamat”
14.TOLERANSI
TERHADAP PEMBANTU
Rasulullah
Saw tidak pernah membentak pembantunya
sekalipun. Anas Bin Malik r.a berkata “Aku melayani Nabi Muhammad Saw selama
sepuluh tahun. Dan beliau tidak pernah berkata ah kepadaku sekalipun.
Dan beliau tidak pernah berkata sesuatu kepadaku tentang apa yang aku kerjakan:
kenapa kamu melakukan itu? Dan beliau tidak pernah berkata kepadaku terhadap
sesuatu yang aku tinggalkan: kenapa kamu meninggalkannya? Dan isteri-isteri
beliau tidak pernah berkata kepadaku kecuali berkata: tinggalkan itu
sesungguhnya semua ini sudah ditakdirkan Allah.”
Telah diriwayatkan bahwasannya Sayyidina Ali r.a
ketika memanggil pembantunya dan pembantunya itu tidak menjawab. Maka Sayyidina Ali r.a
memanggilnya dua sampai tiga kali. Jika tidak menjawabnya lagi lalu beliau
mendatanginya. Dan melihatnya sedang berbaring. Maka beliau bertanya “apakah
engkau mendengar wahai pembantu?” pembantu menjawab “iya”. kemudian Ali
bertanya “Mengapa engkau tidak menjawab ketika aku memanggilmu?” pembantu
menjawab “karena aku merasa aman dari hukumanmu maka akupun bermalas-malasan”
maka beliau berkata “pergilah! Sesungguhnya engkau bebas karena Allah SWT”.
Dan
diriwayatkan dari Qais bin Ashim, bahwasannya pada suatu hari ia sedang duduk
di rumahnya, tiba-tiba datang kepadanya seorang
perempuan dengan membawa alat pemanggang daging yang ada dagingnya
tiba-tiba jatuh dari tangannya hingga menimpa anaknya lalu meninggal dunia.
Maka itupun terkejut. Kemudian Qais berkata kepadanya: “Janganlah engkau merasa
takut.” Maka ia memaafkan itu dan
membebaskannya karena Allah ta’ala.
15.HAK DAN
KEWAJIBAN TERHADAP TETANGGA
Diwajibkan
kepadamu untuk bersikap baik terhadap tetangga. Karena sesungguhnya mereka
mempunyai hak yang besar. Allah berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ
وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى
وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ
“sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh” (QS.
al-Nisa: 36)
Disebutkan
juga dalam hadis:
اَحْسِنْ مُجَاوَرَةَ
مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ
الْاخِرِ : فَلْيُحْسِنْ اِلَى جَارِهِ
“Berbuat baiklah kepada
tetanggamu, maka engkau akan menjadi seorang muslim yang sejati. Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbuat baik kepada
tetangganya.”
Hormatilah
tetanggamu dan berhati-hatilah jangan sampai bertengkar dengan mereka,
menyombongkan diri kepada mereka, menghina mereka atau mengolok-olok mereka.
Dan hindarilah juga: untuk menyakiti mereka dengan mengeraskan suaramu.
Terlebih lagi pada waktu istirahat mereka atau ketika mereka sedang sakit. Atau
dengan memata-matai mereka dari atap. Atau dibalik dinding atau pintu supaya
kamu tahu tentang keadaan mereka atau untuk mendengar percakapan mereka. Allah berfirman:
وَلَا تَجَسَّسُوا
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ
“Dan
janganlah kalian mencari-cari keburukan orang lain” (QS.
al-Hujurat: 12)
Dalam
hadis Nabi diterangkan:
مَنِ اسْتَمَعَ إِلَى
حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، صُبَّ فِي أُذُنَيْهِ الْآنُكُ (اَىِ الرَّصَاصَ)
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa
menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka (kalau didengarkan
selain mereka), maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari
kiamat.”
Apabila
engkau mempunyai makanan yang lebih maka kirimkanlah tetanggamu. mulailah
dengan yang paling dekat maka kamu akan menjadi dekat. Dan dalam hadis
disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ،
قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي،
قَالَ: «إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا»
“Dari Aisyah r.a berkata:
“Aku mengatakan, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai dua tetangga maka
kepada siapa aku memberi hadiah?” Rasulullah menjawab “kepada yang paling dekat
pintunya darimu”.
Apabila
engkau membuat kuah daging, maka jangan mengganggu mereka dengan aromanya.
Kecuali engkau memberi kuah itu kepadanya. Al- Qutar maksudnya adalah
aroma daging dan sate.
Rasulullah
Saw bersabda:
مَا آمَنَ بِي مَنْ بَاتَ
شَبْعَانَ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ
"Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang pada
malam harinya dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar
dan dia mengetahuinya."
Dalam
hadis lain disebutkan:
يَا نِسَاءَ
الْمُسْلِمَاتِ، لَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
"Hai wanita-wanita
muslimat, janganlah seorang tetangga itu menghinakan kepada tetangganya yang
lain, sekalipun yang dihadiahkan itu berupa kaki kambing”.
Ketahuilah,
bahwasannya tetangga itu terbagi menjadi tiga macam. Sebagaimana disebutkan
dalam hadis:
جَارٌ لَهُ حَقٌّ
وَاحِدٌ وَجَارٌ لَهُ حَقَّانِ وَجَارٌ لَهُ ثَلَاثَةُ حُقُوقٍ. فَالْجَارُ الَّذِي
لَهُ ثَلَاثَةُ حُقُوقٍ : الْجَارُ المُسْلِمُ، ذُو الرَّحِمِ فَلَهُ حَقُّ
الْجِوَارِ، وَحَقُّ الْإِسْلَامِ ، وَحَقُّ الرَّحِمِ. وَأَمَّا الَّذِي لَهُ
حَقَّانِ فَالْجَارُ الْمُسْلِمُ، لَهُ حَقُّ الْإِسْلَامِ. وَأَمَّا الَّذِي لَهُ
حَقٌّ وَاحِدٌ: فَالْجَارُ الْمُشْرِكُ
“Ada
tetangga yang mempunyai satu haq, dua haq, dan tiga haq. Maka tetangga yang
mempunyai tiga haq yaitu tetangga yang muslim, mempunyai hubungan kerabat, ia
mempunyai haq sebagai tetangga, haq islam dan hak kerabat. Adapun tetangga yang
mempunyai dua hak, yaitu tetangga yang muslim dia mempunyai hak tetangga dan
hak islam. adapun yang memiliki satu hak, yaitu tetangga yang musyrik.”
Menyakiti
tetangga adalah dosa besar. Rasulullah Saw bersabda:
لاَ يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
"Tidak
akan masuk syurga orang yang tetangganya itu tidak aman akan
kejahatannya." Bawaiq, artinya berbagai macam tipu
daya serta kejahatan.
Apabila ia dicoba dengan tetangganya
yang jahat. Maka bersabarlah atas gangguan mereka. Dan waspadalah terhadap
mereka. Jangan mengikuti perilaku mereka yang buruk sehingga kamu selamat dari
kejahatan mereka. Dan menjauhlah dari pergaulan anak-anak mereka. Agar kamu
tidak meniru watak mereka yang buruk. Maka kamu akan menjadi buruk seperti
mereka. Penyair berkata :
اِذَا جَارَيْتُ فِىْ
خُلُقٍ دَنِيْئأً
"Apabila engkau bertetangga
dengan orang yang berakhlaq buruk, maka engkau dan tetanggamu itu sama."
16. KISAH-KISAH
Inspiratif
1.
Ada seorang wanita pada jaman Rasulullah saw yang selalu
berpuasa pada siang hari dan solat pada
malam hari, akan tetapi sayangnya belum terbentuk akhlanya, ia sering menyakiti
tetangganya dengan ucapannya, dan kemudian mereka mengabarkan tentang perempuan
tersebut kepada Nabi saw, kemudian Rasul berkata "tidak ada kebaikan
padanya, dan dia ahli neraka".
2.
Berkata
seorang mujahid "aku bersama Abdillah bin Umar dan anak muda yang sedang
menguliti kambing", Abdullah berkata padanya "wahai anak muda ketika
menguliti maka mulailah dengan tetangga kami seorang yahudi sampai
mengatakannya berkali-kali, maka aku berkata kepadanya "kamu bilang
ini?", maka berkata "sesungguhnya Rasullah saw selalu mewasiatkan
kepada kami untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai kami takut bahwa nabi
mewariskannya".
3.
Dan mengeluh
sebagian mereka, banyaknya tikus di rumahnya, maka berkata kepadanya
"seandainya kamu punya kucing", dan berkata "aku khawatir jika
kucing mendengar suara tikus, lalu kabur kerumah tetangganya, aku lebih mencintai
tikus-tikus itu, daripada mencintai diriku sendiri".
4.
di ceritakan
bahwa Imam Abu Hanifah rohimahullah, mempunyai tetangga yang dengki, dia
menyakitinya dan memfitnahnya, akan tetapi dia sabar kepada tetangganya, jika
Imam Abu Hanifah melewati rumahnya dan
mengucapkan salam, tetangga itu tidak pernah membalas salamnya, maka imam Abu Hanifah
diperingatkan oleh sebagian tetangganya yang lain atas kesabaran Abu Hanifah
terhadap tetangganya yang dengki itu, dan berkata "sesungguhnya tetangga
itu mempunyai hak".
17.
KEWAJIBAN YANG DILAKUKAN TERHADAP GURU
Wahai anak yang
beradab : sesungguhnya kedua orang tuamu yang merawat ragamu dan mereka
menjagamu dari api dunia (marabahaya) oleh karena itu mereka punya hak yang
sama seperti apa yang mereka lakukan terhadapmu.
Maka dari itu gurumu
mempunyai keutamaan yang lebih tinggi terhadap kalian, karena merekalah yang
menjaga kalian dari api neraka. Merawat rumah kalian, mendidik akhlak kalian,
mencerahkan fikiran kalian, mengajarkan kalian ilmu yang bermanfaat, maka
kalian harus menyayanginya, menghormatinya, membahagiakan hatinya dan beriteraksilah
dengan akhlak akhlak dibawah ini :
1. Patuh
akan nasihatnya, tunduk kepada perintahnya, tidak takut dari hukuman tetapi
tetap mengerjakan tugas dengan senang hati seperti halnya taat kepada dokter
ketika sakit, dan hendaknya kamu mencium tangannya setiap kali bertemu
dengannya, kewajiban mu pada saat belajar yaitu memperhatikan dengan baik dan
berterima kasih serta senang, dan bersikap positif kepadanya, dan hendaknya
kamu memohon pahala dan kemuliaan dengan pengajarannya dan kamu selalu merasa,
bahwasanya kamu banyak berkurang budi kepada gurumu dan kamu tidak sanggup
untuk membalasnya, bagaimanapun juga kamu harus berbuat baik padanya dan
waspada dari menolaknya atau menentangnya atau bersikap sombong kepadanya.
Dan
sebutkan di dalam hadis : bukanlah akhlak dari seorang mu'min yang terpuji kecuali
dalam menuntut ilmu. Dan sayyidina Ali karomallahu wajhah berkata
"Sesungguhnya aku adalah seorang
dari orang yang mengajarkan ku satu huruf, jika dia ingin menjual dan
ingin membebaskan ku dan jika ingin mengasihaniku.
Adapun
sikap sombong dan keras hati adalah sebab untuk kekurangan ilmu, sebagaimana
penyair berkata "ilmu adalah peperangan bagi pemuda yang tinggi
derajatnya, seperti arus peperangan dari tempat yang tinggi".
Dan
murid yang beradab dan tawadhu akan mendapatkan meraih ilmu dan memanfaatkan
nya dan sebaliknya murid yang sombong jika ia mendapatkan sesuatu dari ilmu
maka itu tidak akan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, akan tetapi ilmu
itu membahayakannya dan membuat dia tambah sombong dan buruk akhlanya nya.
Dan
disebutkan dalam hadis "barang siapa yang bertambah ilmunya dan tidak
bertambah petunjuk hidayah Allah tidak akan menambahkannya kecuali kejauhan.
Dan
bahwasanya sebagaian dari nasihat guru terdapat sebuah petunjuk bagimu"
hendaknya berniat dalam mencari ilmu untuk mendapatkan ridho Allah dan akhirat
dan ilmu agama, dan kesejahteraan bagi umat muslim dan berniat untuk bersyukur
atas segala nikmat akal, dan badan yang sehat dan hendaknya kamu tidak
bertujuan untuk mencari pujian dari manusia dan penghormatan dari manusia, atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia.
terdapat
sebuah nasihat dikatakan: hendaknya kamu sangat bersungguh-sungguh dalam
mencari ilmu, maka kamu menghafal semua pelajaran mungkin dan mengulangnya di
rumah, dan janganlah kamu malas, sesungguhnya pemuda yang malas itu jauh dari
kebaikan, sebagaimana perkataan penyair "carilah ilmu dan janganlah malas,
maka kebaikan itu menjauh dari orang yang malas".
Dan
janganlah kamu menghabiskan waktu-waktu mu dengan sia-sia, maka sesungguhnya
waktu yang disia-siakan itu lebih mahal dari perhiasan yang berharga apabila
sudah berlalu, maka dia tidak akan kembali lagi bersamanya, dan hendaknya kamu
memperhatikan terhadap kebersihan kitab-kitabmu dan alat-alatmu dan
merapihkannya ditempatnya. Dan hendaknya kamu tekun atas kehadiran mu dalam
sekolah setiap hari dan dalam waktu yang telah ditentukan, dan janganlah kamu
terlambat kecuali ada halangan yang benar-benar(real),hendaknya kamu
mendengarkan pelajaran dengan hati yang siap sehingga kamu faham dengan cepat
dan hendaknya kamu tidak meminta guru mu untuk mengulang-ngulang pelajaran,
maka amalkanlah nasihat-nasihat ini yang bermanfaat.
2. Dan
dari tata krama terhadap guru, hendaknya kamu berdiri untuknya jika kamu sedang
duduk untuk menghormatinya dan
memuliakannya, dan janganlah kamu duduk sampai gurumu mengizinkanmu,
makan duduklah di depannya dengan sopan santun, dan janganlah kamu
mendahuluinya dalam pembicaraan atau memutus pembicarannya, atau menyuruhmu
atau melarang siapapun dengan kehadirannya, dan jika kamu belum faham pada suatu
masalah dan tata krama nya hendaknya kamu mengajukan pertanyaan kepadanya
dengan lembut dan hormat, pertama-tama hendaknya mengangkat jari tangan, dan
jangan berbicara sampai guru mu mengizinkanmu untuk berbicara. Dan apabila guru
memberi pertanyaan kepadamu tentang sesuatu maka adabnya yaitu hendaknya kamu
berdiri dan menjawab atas pertanyaannya dengan jawaban yang baik, dan kamu
jangan bergegas menjawab apabila soal itu di arahkan kepada selainmu.
3. Dan
hendaknya kamu mengucapkan salam kepadanya dan bersalaman padanya setiap hari
di sekolah, dan menjumpainya dengan wajah tersenyum, dan hendaknya berkunjung
ke rumahnya terlebih lagi pada saat hari raya atau apabila beliau sakit bertanyAllah
tentang kesehatannya dan mendoakannya agar sehat dan hendaknya membantunya
dalam menyelesaikan keperluannya dan memusyawarahkan dalam urusanmu maka
amalkanlah apa yang telah nasihatkan kepadamu, dan janganlah kamu memanggilnya
dengan namanya tapi dengan kalimat "ustadzah" dan jangan berjalan di
depannya atau berlari di hadapannya dan jangan duduk di tempatnya atau
mengambil bukunya tanpa izinnya dan jangan banyak berbicara dan jangan
mengungkap rahasianya dan jangan memfitnah orang lain dihadapannya dan jangan
mengatakan kepadanya "sesungguhnya fulanah telah berkata dia menentang
ucapanmu".
4. Dan
jangan malu jika beliau bertanya kepadamu tentang kefahamanmu terhadap soal dan
kamu belum faham, dan hendaknya kamu mengatakan kepadanya dengan jujur,
sehingga kamu tidak berdosa dengan berbohong dan sampai kamu faham terhadap soal
tersbut,dan janganlah kamu marah apabila beliau sedikit memperingatkanmu
sebaiknya kamu diam dan senang dengan peringatan itu, sesungguhnya beliau tidak
memperingatkanmu kecuali karena cintanya kepadamu agar kamu mengerjakan
kewajibanmu dan kamu akan berterima kasih kepadanya atas peringatan itu apabila
kamu sudah besar nanti.
Dan
dari kesalahan yang besar : kamu menyangka bahwasanya gurumu itu memarahimu
dengan sebab peringatannya terhadapmu, maka kamu jangan berburuk sangka kepada
gurumu kecuali murid yang tidak punya tata krama dan ditolak dari ilmu.
5. Sesungguhnya
dari keikhlasan untuk gurumu : hendaknya kamu mengingat kebaikannya dan jangan
melupakannya walaupun setelah kamu lulus atau keluarnya guru itu dari sekolah,
dan dari kebaikan seorang murid juga setelah gurunya meninggal dan hendaknya
kamu mendoakannya agar mendapat rahmat dan ampunan dan bacakanlah alquran dan
bersedekahlah untuknya dan mengahadiahkan pahalanya itu untuk ruhnya maka
sesungguhnya itu sampai kepadanya sebagaimana yang telah disebutkan didalam
hadis.
18.
KISAH-KISAH Inspiratif
1. Imam
Syafii adalah orang yang beradab sekali di depan gurunya yaitu Imam Malik,
sampai dia berkata "aku membalik lembar kertas antara tangan Imam Malik
dengan balikan yang lembut untuk menghormatinya sampai dia tidak
mendengarnya".
2. Kisah
dari Robi bin Sulaiman, adalah seorang yang ta'dzim kepada gurunya yaitu Imam
Syafii dengan penghormatan yang sempurna, dia berkata "Demi Allah aku
tidak berani meneguk air dan Imam Syafii melihat kepadaku, itu semua untuk memperhatikannya".
Dan gurunya
mencintainya dengan cinta yang sangat.
Dan
Imam Syafii berkata kepadanya " Wahai Robi jika aku ditakdirkan untuk
memberimu makan berupa ilmu, aku akan memberikannya hanya kepadamu.
3. Harun
ar-Rasyid menyerahkan kedua anaknya, yaitu al-amin dan al-makmun pada seorang
guru yang sangat pandai bernama al-kisa’iy. Pada suatu hari sang guru berdiri
untuk keluar dari tempat mereka. Maka kedua anak itu berlomba-lomba untuk
mengambilkan kedua sandalnya dan saling bergegas untuk memberikannya kepada
guru mereka kemudian keduanya bersepakat untuk memberikan sandal itu,
masing-masing sebuah sandal. Ar-Rasidmendengar hal itu, lalu menyuruhnya
datang. Kemudian ia berkata kepadanya, “siapa orang yang paling mulia?” al Kisaaiy
menjawab “ Amirul mukminin” ar-Rasidberkata, “ Tidak, orang yang paling
mulia adalah orang yang anak-anak amirul mukminin berlomba untuk mengambilkan
sandalnya.” Sang guru merasa risih dan kurang nyaman dan mengira (tak enak) ia
bersalah serta ingin melarang mereka melakukannya sekali lagi. Maka ar-Rasid berkata
“Andaikata engkau melarang mereka, tentu aku akan menegurmu dengan keras. Kedua
anak itu tidak melakukan sesuatu yang menjatuhkan derajat mereka. Bahkan hal
itu menambah kemuliaan mereka. Aku telah memberi imbalan kepada mereka 20 ribu
dinar atas sopan santun mereka, dan bagimu 10 ribu dirham atas pendidikanmu
yang baik terhadap mereka.”
4. Diceritakan
bahwa harun ar-Rasid mengirim salah seorang putranya kepada al Ashamaiy agar ia
mengajarinya ilmu dan adab. Pada suatu hari ia melihatnya berwudu dan mencuci
kakinya sementara putra khalifah menuangkan air di atas kakinya maka ia menegur
al-Ashamiy atas hal itu dengan perkataan, “Sesungguhnya aku mengirimnya
kepadamu agar engkau mengajari dan mendidiknya. Mengapa anda tidak menyuruhnya
menuangkan air dengan tangannya yang satu dan mencuci kakimu dengan tangannya
yang lain?”
19.Kewajiban Terhadap Teman-Temanmu
Kewajiban memperhatikan sopan santun dalam
persahabatan terhadap murid-murid yang belajar bersama dalam satu sekolah, terutama murid-murid yang
satu kelas denganmu, karena ikatan belajar yang menyatukan antara kamu dan
mereka. Maka mereka mempunyai hak-hak yang melebihi hak-hak orang lain diantara
teman-temanmu yang lain. Maka laksanakanlah sopan santun sebagai berikut:
1. Hendaklah menghormati mereka yang lebih tua
darimu dan menyayangi mereka yang lebih muda darimu. Hendaknya kamu bekerja
sama dengan mereka dalam memelihara peraturan dan ketenangan serta waktu
belajar atau pada waktu istirahat, dan untuk menyenangkan guru-guru semampu
mungkin. Hal itu dilakukan dengan menunaikan kewajiban-kewajiban seperti
menghafal pelajaran dan giat dalam menuntut ilmu, menyediakan kitab-kitab, buku
tulis serta alat-alat belajar dan memelihara dan menjaganya agar tidak rusak
dan memperhatikan kebersihannya serta selalu hadir setiap hari sekolah sebelum
waktu pelajaran di mulai. Hendaklah kamu atau salah seorang temanmu bisa
menggantikan guru yang tidak hadir bilamana hal itu memungkinkan, supaya
pelajarannya tidak berhenti dan tidak terjadi kekacauan didalam kelas. Tentu
saja gurumu sangat gembira karena engkau memelihara peraturan.
2. Hendaknya engkau cintai kebaikan teman-temanmu sebagaimana engkau
mencintai dirimu sendiri. Sebagaimana dalam hadis :
لاَ يُؤمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّي يُحِبُّ لأخيه مًا
يُحِبُّ لِنْفسه
“ Tidaklah seorang dari kalian sempurna
imannya, sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri.”
3. Hendaklah engkau bermurah hati dengan mereka
dalam semua urusan dan memperlakukan mereka dengan ramah dan lembut, membantu
mereka memperoleh kebutuhan dan menghindari dari hal-hal yang dapat menimbulkan
pertengkaran dan kebencian. Maka jangan kikir terhadap mereka apabila mereka
meminjam sesuatu darimu. Jangan pula bersikap sombong terhadap mereka atau
mendengki mereka atau berdusta terhadap mereka ataupun mengadu domba di antara
mereka. Janganlah mengganggu dan membuat risih di rumah mereka atau merusak
alat-alat rumah mereka atau menyembunyikan sebagiannya atau berburuk sangka
kepada mereka ataupun mendebat dengan mereka tanpa sopan santun atau sering
bergurau dengan mereka bukan pada waktunya. Karena hal itu menyebabkan
permusuhan dan kedengkian.
4. Hendaklah engkau mendoakan mereka ketika mereka
tidak hadir. Dalam hadis :
دَعْوَ
ةِ اْلمَرْءِاْلمُسْلِمِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِاْلغَيْبِ مُسْتَجَا بَة
“Doa
seorang muslim bagi saudaranya yang tidak hadir adalah mustajab".
Di
dekat kepalanya berada malaikat yang bertugas. Setiap kali ia mendoakan
kebaikan bagi saudaranya. barkatAllah malaikat yang ditugasi itu: amin, bagimu
juga seperti itu:”.
Hendaklah
engkau mengampuni mereka, apabila mereka meminta maaf kepadamu atas kesalahan
mereka. Dan mendamaikan mereka bilamana terjadi perselisihan di antara mereka. Allah
SWT berfirman :
اِنَّمَا اْلمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ
“ Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara,
maka itu damaikAllah antara kedua saudaramu” .
Hendaklah
engkau berlomba dengan teman-temanmu untuk menghafal pelajaran dan memahami masalah-masalah
demi mengamalkan firman Allah SWT :
وَفِى ذَلِكَ فَلْيَتَنَا فَسِ اْلمُتَنَا فِسُوْنَ
“ Dan
untuk yang demikian hendaknya orang berlomba-lomba”
Hendaklah
engkau membantu orang-orang yang kurang memahami dalam pelajaran dari janganlah sombong terhadap mereka,
karena hafal pelajaran dan cepat mengerti. Hendaklah engkau mengadakan
pembahasan ilmiah pada waktu luang (senggang), karena hal itu mengembirakan
hati gurumu.
apabila
ada kerumitan pada salah seorang temanmu tentang suatu masalah, lalu ia
bertanya kepada guru tentang hal itu, maka janganlah engkau marah kepadanya
atau mengejeknya, tetapi engkau dengarkan jawaban guru agar bertambah pengertianmu
tentang masalah itu dan temanmu gembira terhadapmu.
5. Apabila engkau laksanakan sopan santun ini
terhadap teman-temanmu, maka tidaklah diragukan lagi mereka akan menghormati
dan mencintaimu serta berusaha membelamu dan menghindarkan bahaya darimu serta
mengaggapmu sebagai teman setia bagi mereka. Mereka senang berteman denganmu
dan engkaupun senang berteman dengan mereka. Sebaliknya apabila engkau
tingalkan sopan santun ini, maka mereka akan menjadi musuhmu dan tidak suka
berjumpa denganmu. Maka engkaupun menjadi sendirian dan kesepian seperti burung
yang patah sayapnya.
6. Wahai murid yang beradab, apabila engkau
mendapati seorang murid yang naka di antara teman-temanmu, suka membangkang
terhadap guru-gurunya dan tidak menunaikan kewajibanya, maka hendaklah engkau
menjauhi dari berteman dengannya agar tabiatnya yang jahat tidak menular
kepadamu. Benarlah ketika penyair berkata :
اِنَّ الطّبا عَ تَسْرِقُا الطّباعَا
“Sesungguhnya
tabiat itu mencuri tabiat”
وَكُلُّ
مَنْ صَاحَبْ خَبشيْثًاضَاعَا
“ Dan barang siapa
menemani orang jahat, ia
akan
tertular Manusia
mengetahui kebaikan atau keburukanmu dari sahabatmu dalam hadis:
اِيّاكَ وَقَرِيْنَ اْلسُّوْءِ فَاِنَّكَ بِهِ تُعْرَفُ
“ dan kamu akan
mengetahui kejahatan itu”
عَنِ اْلمرْءِ لا تَسْاْلْ وَسَلْ عَنْ قَرِنِهِ
“
Seseorang tidak bertanya dan memberi hormat tentang tanduknya “
فَكُلُّ قَرِيْنٍ با لْمُقَا رِنِ يَقْتَدِ “
7. Apabila engkau berhenti dari sekolah, maka
janganlah melupakan teman-temanmu, tetapi engkau pelihara masa-masa
persahabatan dan hari-hari menjadi murid. Engkau khususkan mereka diantara para
sahabatmu yang lain dengan penghormatan dan kebaikan yang melebihi lainnya.
Demikianlah kesetiaan di antara sesame saudara.
Jazakumullohu khoiron
BalasHapusSaya sangat setuju dengan terjemah ini dan kalau bisa dibentuk pdf
BalasHapusJazaakallah khairon katsiiron kak komentarnya
BalasHapus