Minggu, 08 September 2019

Pemaknaan Kebengkokan Wanita sebagaimana Tulang Rusuk


Terkadang kita selalu mendengar, ada istilah bahwa “wanita itu bengkok” seperti tulang rusuk. Tentu mungkin ada yang bertanya-tanya maksudnya apa? Apakah dia benar-benar diciptakan dari tulang rusuk nabi Adam? Atau sifatnya yang memang “bengkok” dan perlu diluruskan oleh laki-laki?

Memang benar terdapat beberapa hadis yang menjelaskan bahwa “wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ, لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ, فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ, وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا

“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” (HR. Muslim)

Minggu, 19 Mei 2019

Linguistik Modern Antara Timur dan Barat (MM)


1.      Pengertian lianguistik secara etimologi dan terminology
Secara etimologi, kata linguistik diserap dari bahasa Latin “lingua” yang berarti bahasa. Dalam bahasa Inggris disebut linguistics, artinya: ‘ilmu bahasa.’[1]  Kata linguistics kemudian diserap oleh bahasa Indonesia menjadi linguistik dengan makna yang sama, yaitu ‘ilmu tentang bahasa’ atau ‘telaah bahasa secara ilmiah.[2]
Dalam beberapa literatur berbahasa Arab, di antaranya dikemukakan oleh ‘Atiyah, bahwa kata linguistik diterjemahkan dengan علم اللغة juga[3] disebut dengan:
علم اللسان، اللسانيات، الألسنة، الألسنيات، اللغويات
Sedangakan secara terminologi, menurut Kridalaksana, linguistik adalah Ilmu tentang bahasa atau penyelidikan bahasa secara ilmiah.[4]  Definisi ini tidak berbeda dengan pendapat John Lyons. Menurutnya, linguistic adalah pengkajian bahasa secara ilmiah. Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan pengkajian atau studi bahasa secara ilmiah adalah penyelidikan bahasa melalui pengamatan-pengamatan yang teratur dan secara emperis dapat dibuktikan benar atau tidaknya serta mengacu pada suatu teori umum tentang struktur bahasa.[5]

TUGAS METODE KRITIK HADIS KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ISTAHADHAH (Eljuwairy)



حدّثنا عبد الله بن ينوس قال : أخبرنا مالك عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة أنّها قال : جائت فاطمة بنت أبي حبيش لرسول الله صلي الله عليه و سلّم :
 يا رسول الله إني لا أطخر , أفأ دع الصّلاة ؟ فقال : يا رسول الله صلي الله عليه و سلّم ( إنّما ذلك عرق و ليس بالحيضة, فإذا أقبلة الحيضة فأترك الصّلاة , فإذا ذهب قدرها, فاغسلي عنك الدّم و صلى )
            Dikabarkan ‘Abdullah ibn Yunus  berkata: mengabarkan kepada kami Malik dari Hisyam ibn ‘Urwah dari ayahnya dari ‘Aisyah ra. Bahwa  Fatimah binti Abu Hubaisy datang kepada  Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “ Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mengeluarkan darah istihadhah. Apakah aku tinggalkan halat?” Beliau menjawab: “ Jangan, karena itu hanyalah darah penyakit. Akan tetapi tinggalkanlah shalat dengan perkiraan waktu panjangnya masa haidmu, setelah itu mandi dan kerjakanlah shalat”.[1]

PSI Dengan Pendekatan Hadis


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Puji syukur kehairan Allah SWT atas rahmat, taufiq dan karunia-Nya sehingga penulis, mereka adalah Muhammad Zayyadi Al-Faroby NIM 18720020, Mohammad Masykur NIM 18720069 dan Muhammad Tareh Aziz NIM 18720087, mampu menyusun dan menyelesaikan tugas mata kuliah pendekatan studi Islam (PSI) dengan dosen pengampu Dr. H. Zulfi Mubarok, M.Ag, pada progam magister pendidikan bahasa Arab semester dua pascasarjana Universitas Islam Negri Maulana  Malik Ibrahim Malang tahun ajaran 2019. Makalah ini berisi tentang pendekatan hadis dalam studi islam.
Dilihat dari urgensi dalam pendekatan hadis ini adalah banyaknya hadis-hadis yang sangat popular di telinga masyarakat, bahkan hadis tersebut dibuat dalil atau rujukan yang mana mereka gunakan sebagai dasar amalan dalam melaksanakan suatu ibadah bagi sebagian masyarakat yang tanpa tahu kebenaran dan kesahihan dari hadis yang  telah mereka dengar, sehingga untuk menghindari hadis-hadis palsu dikalangan masyarakat tentunya perlu sebuah penelitian dengan menggunakan pendekatan hadis, adapun peran dan kontribusi dari pendekatan hadis ini bagi studi Islam adalah menjadi salah satu rujukan dalam mencarikan solusi dari masalah-masalah yang kontemporer yang telah terjadi dikalangan masyarakat dengan kualitas hadis yang shohih dan secara perlahan dapat menghilangkan hadis-hadis yang diragukan kesahihannya atau bisa disebut hadis palsu.

Senin, 29 April 2019

Analisis Buku Bahasa Arab Fitrah MA & yang Sederajat Kelas X (Semester Genap/1B)


Pengertian Asas-Asas Menyusun Bahan Ajar
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa asas adalah dasar atau hukum dasar. Secara umum, asas adalah prinsip dasar yang menjadi acuan berpikir seseorang dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting di dalam hidupnya.[1]
Sedangkan menurut Ahli, asas adalah prinsip dasar yang menjadi acuan berpikir seseorang dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting di dalam hidupnya.[2]
Dari definisi di atas kita bisa mengetahui bahwa untuk menyusun bahan ajar diperlukan dasar atau landasan berpikir, agar bahan ajar yang dihasilkan dapat menjadi bahan rujukan yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang menggunakannya.
Jadi dalam penyusunan bahan ajar, harus memperhatikan asas-asas sebagai dasar atau pijakan. Pijakan ini digunakan sebagai standar dalam menyusun dan mengembangkan bahan ajar. Jadi bahan ajar ada, untuk dikaji, didalami, dan dijadikan dasar dalam memproduksi bahan ajar yang baik dan sesuai standar.
Asas-asas yang harus diperhatikan dalam membuat buku ajar bahasa Arab sebagaimana disebutkan al-Ghali (1991:19), yaitu asas sosial budaya, psikologis, kebahasaan dan pendidikan.[3]

Ali Mustafa Yaqub (Hadis-hadis Bermasalah)


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan rahmat bagi sekalian alam, serta mampu membimbing umat Islam dimanapun dan kapanpun. Namun kenyataannya, untuk mendapatkan petunjuk dan rahmat al-Qur’an bukan pekerjaan mudah dan membutuhkan segala upaya intelektual dan metodologi penafsiaran yang cocok. Dengan metodologi yang sesuai al-Qur’an baru dapat diajak berdialog dalam suasana bagaimanapun dan di manapun.[1]
Sedangkan hadis merupakan salah satu sumber hukum Islam yang diakui otoritatif setelah al-Qur’an. Di kalangan ulama Sunni, hadis atau sunnah adalah rujukan normatif yang menjadi penjelas (bayan) substansi al-Qur’an. Meskipun terdapat perbedaan menyangkut statusnya, yakni apakah ia dapat menjadi sumber independen dari al-Qur’an atau tidak, pada kenyataannya para ulama (Sunni) sepakat menyangkut signifikansi hadis sebagai sumber tasyri’. Posisi demikian dengan jelas terekam dalam literatur fiqh mazhab. Yusuf al-Qaradawi dengan tepat mencatatnya:Tanpa Sunnah kita tidak mengetahui kebanyakan ketentuan hukum dalam Islam baik menyangkut ibadah atau muamalah. Siapa saja yang membaca buku-buku fiqh Islam dari beragam mazhab, maka akan jelas baginya bahwa Sunnah adalah pegangan mayoritas ketentuan hukum.[2]

Senin, 08 April 2019

PRO-KONTRA TRADISI ZIARAH KUBUR: PRESPEKTIRF MASYARAKAT MUSLIM Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendekatan Studi Islam


A.      Latar Belakang
Fenomena ziarah kubur tidak terkait langsung dengan al-Qur’an dan pelaksanaannya demikian khas sehingga orang yang menentangnya tidak kekurangan alasan untuk mencapainya sebagai perilaku yang menyimpang atau bahkan syirik. Praktiknya juga sering spektakuler, terutama pada perayaan-perayaan besar, bila kerumunan besar peziarah memperagakan imannya dengan emosi yang meluap sehingga mengganggu mereka yang lebih bersikap spiritual ataupun rasional. Akhirnya fenomena tersebut sering kali mewarisi praktik agama pra-Islam, sambil mengambil alih tempat serta ritus-ritusnya. Singkatnya, fenomena itu dapat saja dicap kurang murni dari sudut akidah, bahkan kurang serius, sehingga umumnya paling-paling ditolerir sebagai sarana yang dibutuhkan umat yang goyah imannya, agar dapat mengamalkan dan memperkuat iman.
Ziarah kubur ke makam para wali atau kerabat biasa, mempunyai tradisi yang berakar panjang dalam sejarah perkembangan agama Islam. Perdebatan tentang tradisi ini bergaung jauh dalam sejarah, perilaku keagamaan itu dikecam dengan gigih sebagai praktek syirik. Ada juga sebagian ulama’ yang memperbolehkan dengan tujan untuk mengingatkan umat Muslim datangnya akhirat kelak. Adapula yang menganggap sunnah dengan niatan amal shalih dan dakwah. Bahkan beberapa juga menganggap bahwa tradisi ziarah kubur merupakan perbuatan bid’ah, dan hukumannya adalah siksa neraka.

METODOLOGI KRITIK MATAN HADIS “SALAHUDIN IBN AHMAD AL- ADLABI”(Oleh M. Masykur & M Fadhil)


Keberadaan hadis sebagai pedoman hidup menempati posisi kedua setelah Alquran yang juga sebagai marja‘ syar‘iy, merupakan hal yang layak untuk diakui mampu membantu menafsirkan pesan-pesan global dari kandungan al-Wahyu al-Matlu (Alquran) agar mudah dipahami oleh umat Islam. Namun kelayakan hadis sebagai penjelas tidak terlepas dari bagaimana orisinilitas-nya dan otoritas-nya dijadikan sebagai hujjah. Karena ketika hadis ingin dijadikan sebagai hujjah terlebih dahulu seseorang harus mampu memfilter bagaimana kedudukan hadis tersebut hingga bisa dijadikan hujjah atau dalil hukum.
Kehujjahan hadis sebagai marja’ syar‘iy tidak dapat dikatakan kemutawatirannya sama dengan Alquran, melainkan terdapat titik perbedaan yang sangat jauh, sebab kemutawatiran Alquran mutlak tidak dapat dibantahkan, sedangkan hadis kemutawatirannya masih terdapat hal yang diperselisihkan oleh kalangan ulama hadis dikarenakan banyaknya tersebar hadis- hadis palsu terutama pada masa khalifah ‘Ali ibn Abi Tholib. Pada masa itu barisan umat Islam benar-benar terpecah, yang tercermin pada terbentuknya dua kelompok militer Amir al-Mu’min³n, Ali yang didukung oleh penduduk Hijaz dan Irak, dan kelompok militer Muawiyah. Gubernur Syam yang didukung oleh mayoritas penduduk Syam dan Mesir.[1]

Sabtu, 30 Maret 2019

" دراسة نظرية وتطبيق تكنولوجي التعليم في تصميم المواد التعليمية مطبوعة أو غير مطبوعة في تعليم اللغة العربية"


أ‌.       خلفية البحث
        الغرض الرئيسي من تكنولوجيات التعلم هو حل مشاكل التعلم أو تيسير أنشطه التعلم. تقنيات التعلم مثل البرمجيات (تكنولوجيا البرمجيات) التي شكلت الطرق المنهجية في حل المشاكل التعلم.
        ويعد تطوير المواد التعليمية أحد تطبيقات تكنولوجيا التعلم. وتعد المواد التعليمية أيضا جزءا هاما في تنفيذ التعليم في المدرسة. من خلال المواد التعليمية المعلمين سيكون أسهل في تنفيذ التعلم والطلاب سوف تكون أكثر فائده وسهله للتعلم.  ويمكن اجراء المواد التعليمية في اشكال مختلفه وفقا لاحتياجات وخصائص المواد التعليمية ستقدم.[1]
        ويمكن أيضا تحليل تطوير المواد التعليمية لمعرفة الكفاءة والمؤشرات الواردة الموجودة في ذلك المواد.

Kamis, 28 Maret 2019

INSTITUSIONALISASI NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TENGGER DI TENGAH KEPUNGAN AGAMA-AGAMA


  1. Sejarah dan Legenda Tengger
  1. Asal mula nama Tengger
            Asal muasal nama Tengger adalah perpaduan dari cerita rakyat tentang nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Pada ceeitanya mereka adalah sepasang suami istri dan lama tak dikaruniahi anak dan kemudian mereka berdua bertapa lama dan pada akhirnya mendapat jawaban dan permohonan mereka agar diberi karunia anak terkabyulkan. Namun dengan syarat anak bungsu mereka harus dikorbankan kedalam kawah gunung Bromo. Pasangan suami istri tersebut dikaruniai 25 anak, dan setelah bertahun tahun mereka hidup bahagia, gunung bromo pun berguncang dan mengeluarkan semburan pertanda sudah waktunya pasangansuami tersebut memenuhi janjinya. Raden Kusuma yang merupakan anak terakhir pun rela dirinya dijadikan wakil dari para saudaranya dan masyarakat setempat untuk berkorban demi kesejahteraan dan kedamaian oarangtua dan saudara-saudaranya. Setiap tanggal 1 Kasada ia berpesan agar diberi upeti hasil bumi. Itulah cerita rakyat asal usul nama tengger yang berasal dari pasangan suami istri Rara Anteng dan Jaka Seger.[1]

موقع الكتاب المدرسي ووظائف كتب تعليم العربية


إن إحدى العوامل التى دفعت نجاح العملية التعليمية بشكل عام وتعليم العربية بشكل خاص هي وجود كتاب جيد. وهذا هو، يجب أن يكون الكتاب المدرسي وفقا لاحتياجات الطلاب، ويمكن استخدامها المعلمين دون صعوبة كبيرة
الكتاب المدرسي أو الكتب المدرسية تزود الطلاب مع الجوانب على انتقاد، ردا على الأحداث أحداث كجزء من عملية فهم ومعرفة. الثقافية المرجوة، ونقل الخبرة والمعرفة، والطبيعة التي يمكن أن تحسن قدرتها على انتقاد، ردا على الأحداث أحداث كجزء من عملية فهم ومعرفة.
الكتب المدرسية ويمكن أيضا أن تكون قوة في إطار الفكر العقائدي، لأنها أن تعزز معنى، من هنا الكتاب تأثير قوي على الطلاب لأنه يستكشف المواقف ووجهات النظر حول طبيعة وصور من البيئة المحيطة التي تعكس والعواطف لا ارادي. الحقيقة. وهكذا، ومعنى الكتاب المدرسي يمكن أن يسبب استجابة الكامنة والعواطف لا ارادي.

البحث التطويري


‌أ.       خلغية البجث
يُعَدّ البحث العلمي والتطوير والابتكار من العوامل الهامة جدا في تحديد نجاح بلد ما في بناء مجتمع المعرفة والاقتصاد الخاصَّين به. ويُعتبر البحث والابتكار حاليا كمحرّك للنموّ الاقتصادي والتنمية المستدامة في البلدان المتقدّمة النموّ والبلدان النامية على حدّ سواء[1]. كما وقع في بلدنا إندونيسيا، كان البحث العلمي والتطوير والابتكار أساسا من الأسس في تنمية كل عناصر البلاد البنويوية من الاقتصاد والسياسة والتربية وغير ذلك.
كان البحث العلمي في المجال التربوي معمولا في اختبار النظرية وتطبيقها. وكان يُعمَل كثيرا بطريقتين مشهورتين ؛ طريقة نوعية وطريقة كمية. هناك اختلاف أساسي بين هاتين طريقتين في البحث العلمي، أما الطريقة النوعية فهي يركّز اهتمامها على المبادئ العامّة التي بنى عليها وجود وحدات المشكلات في حياة الإنسان الاجتماعية، وأما الطريقة الكمية فهي يركز اهتمامها على المشكلات التي تمتلك خصائص معينة في حياة الإنسان التي تسمّى متغيّر أي عامل بحثي (variable). ومع ذلك يوجد في طريقة البحث العلمي النموذج الآخر الذي يسعى أن يجمع طريقتي النوعية والكمية، وهو البحث والتطوير [2].

Pemaknaan Kebengkokan Wanita sebagaimana Tulang Rusuk

Terkadang kita selalu mendengar, ada istilah bahwa “wanita itu bengkok” seperti tulang rusuk. Tentu mungkin ada yang bertanya-tanya maksud...