Sabtu, 21 November 2015

Kesimpulan Psikologi Belajar Agama


A. Pengertian Psikologi Belajar Agama
Pengertian psikologi :  psikologi berasal dari bahasa yunani (filsafat barat) terdiri dari :
Pyche : jiwa dan Logos : ilmu pengetahuan
Jadi psikologi di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku individu dalam interaksi dengan lingkungannya,  ilmu pengetahuan yang mengobservasi  dan mengukur sebuah tingkah laku manusia. Sedangkan dalam konteks islam psikologi disebut sebagai (nafsiologi).

Pengertian belajar : belajar adalah suatu proses usaha individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dari hasil perubahan tingkah laku yang berdasarkan pengalamannya.
Pengertian agama : suatu fitrah atau pengabdian kepada Allah SWT dengan internalisasi perilaku seorang hamba terhadap Tuhannyan (Allah SWT)>
Jadi pengertian dari Pendidikan Belajar Agama adalah suatu internalisasi dan aktualisasi perilaku beragama seseorang,  melalui perubahan tingkah laku dalam mencari ridho Allah SWT, melalui latihan pengalaman, dan amalan ibadah stiap harinya.

Ruang lingkup  Pendidikan Belajar Agama:
1.  Konsep dasar pedidikan belajar agama
2. hakekat agama terhadap kejiwaan: fitrah atau instinks
3. Factor- factor  yang mempengaruhi perkembangan jiwa beragama
4. perkembangan dan aktualisasi fitrah beragama di setiap fase perkembangan
5. penerapan Reward (ganjaran atau imbalan) dan punishment (hukuman)
Berdasarkan pengertian d iatas, dapat dipahami bahwasannya objek psikologi belajar adalah perilaku/tingkah laku seseorang yang terlibat dalam suatu proses belajar, yaitu pendidik (pengajar) dan murid.

Hakikat hidup beragama dari segi kejiwaan:
1.      Pemahaman tentang jati diri (self identity) sebagai mahluk ciptaan Allah SWT
يَأَيُّهَا النَّاُس أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَي اللهِ  وَاللهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ .الأية
Yang artinya : Hai  manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah SWT; dan Allah Dialah yang maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.[1]

2.      Pemhaman tentang tujuan hidup/mencari ridho Allah SWT
إِنَّ الّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُلَئِكَ هُمُ الْخَيْرُ الْبَرِيَّةِ   جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّتُ عَدْ نٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا  رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ  ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ   الأية

Yang artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.[2]
3.      Pemahaman tentang tugas dan fungsi hidup
4.      Pemahaman tentang bahwa hidup di dunia ini adalah sebuah cobaan atau ujian
5.      Pemahaman tentang  potensi ruhaniyah dirinya, dan kiat-kiat pengelolahannya
6.      Kesadaran untuk mengendalikan diri
7.      Mempunyai komitmem yang  kuat untuk mewujudkan dirinya sebagai insan yang bermakna bagi kesejahtraan manusia
8.      Memiliki ketenangan baik batin maupun jiwa

Di dalam pembelajaran ada 4 hal aspek yang terpenting di antaranya:
1.      Kognitif:  kemampuan intelektual siswa dalam hal berfikir, mengetahui dan memecahkan sebuah masaalah. Dan menurut Bloom (1956) tujuan dari domain kognitif terdiri dari enam bagian diantaranya adalah: pengetahuan,pemahaman, penerapan, analisis, sintesa, evaluasi.
2.      Afektif atau intelektual: berkaitan dengan sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa.
Dan menurut krathwol (1964) tujuan dari domain afektif terbagi menjadi lima kategori diantaranya : penerimaan, pemberian respon/partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola hidup.
3.      Konatif
4.      Psikomotorik: kemampuan yang menyankut kegiatan otot dan fisik . menurut Davk  tujuan dari psikomotorik terbagi menjadi 5: peniruan, manipulasi, ketetaapan, artikulasi dan pengalamiahan.





Pemahaman agama dalam konteks ritual…..
Allah berfirman :
يَا أَيَّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا ادخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافّةَ وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ   إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّمُبِيْنَ   الأية
Yang artinya : Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu dalam islam kesluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. [3]


Dari ayat di atas kita dapat menyimpulkan, bahwasannya agama yang di ridhoi oleh Allah SWT adalah agama islam, karena di dalam agama islam kita di ajarkan pemahaman tentang : aqidah, ibadah, dan ahlak dengan pengalamannya kehidupan sehari-hari atau keterpaduan antara “hablum minallah” dengan “hablum minannasi”.
Makna esensial dari setiap ibadah itu adalah sbb:
Ø  Ibadah merupakan  perwujudan iman kepada Allah.
Ø  Bentuk Taqarub, Ta’abud dan mahabbah seorang hamba.
Ø  Mengandung nilai-nilai yang harus ditanam dalam sikap dan peerilaku kita sehari-hari.
(menjalankan semua  perintahNYA dan menjauh semua laranganNYA)

Ada beberapa factor penting yang mempengaruhi perkembangan jiwa didalam beragama atau sering disebut Internalisasi  Nilai Agama diantaranya adalah factor internal (fitrah) dan factor eksternal (Linkunagan).



·         Factor internal (fitrah)
Seperti yang kita ketahui bahwasannya manusia dilahirkan kedunia ini dengan memiliki fitrah, hal ini yan membedakan antar manusia dengan hewan dan manusia primitif.



·         Factor eksternal (linkungan)
Factor linkungan disini meliputi: keluarga, sekolah dan masyarakat.
1.      Keluarga  adalah asas/pondasi utama dalam menanamkan kesadaran beragama anak yang sangat dominan. Salah seorang psikologi yakni Hurlock bahwa keluaraga berperan penting didalam penanaman nilai-nilai agama dan sebagai pusat pendidikan bagi anak untuk memperoleh  pemahaman tentan nilai-nilainya (aspek kehidupan).
2.      Sekolah merupakan lembaga pendidikan forma yang memiliki sistem kerja didalam pembimbingan,pengajaran,  dan latihan kepada peserta didiknya agar mereka berkembang sesuai dengan potensi mereka secara optimal. Kemudian sekolah juga mempunyai pengaruh didalam perkembangan kepribadian anak, pengaruh itu dapat dibagi menjadi tiga (a. kurikulum yang berisikan materi pengajaran, b. adanya hubungan antara murid dan guru, c. hubungan antar anak/pergaulan  sekolah).
3.      Masyarakat juga  memiliki peranan penting didalam pembentukan karakteristik sianak tersebut (non formal), karena disetiap pulang sekolah mereka melakukan interaksi dengan teman sobatnya atau masyarakat lainnya. Maka dari itu perkembangan jiwa keagamaan anak tersebut bergantung pda kualitas perilaku atau ahlak warga masyarakat itu sendiri.

Memahami perkemabangan dan aktualsasi fitrah beragama pada setiap fase perkembangan:
ü  Masa balita usia 0 s/d 2
ü  Masa pra-sekolah dimulai dari usia 3 s/d 6
ü  Mas kanak-kanak dimulai dari usia 6 s/d 12
ü  Masa remaja dimulai dari usia 13 s/d 21
ü  Masa dewasa: dewasa awal, dewasa madya, dewasa lanjut.

Macam-macam hikmah pendidikan:
Ø  Hikmah pendidikan aqidah bagi kejiwaan
            Tujuan dari pemberian pendidikan kepada peserta didik yaitu untuk menanamkan keimanan pada diri mereka, sehingga merek memiliki komitmen yang kokoh dan kuat untuk mendengar dan taat mengamalkan aturan Allah SWT. Sepertihalnya: Iman kepada Allah, kepada malaikat, kepada kitab-kitab Allah kepada nabi dan rasulullah, hari kiamat dan iman kepada qodo dan qodarNYA.
Ø  Hikmah pendidikan ibadah terhadap kejiwaan
Sepertihalnya :1.  hikmah syahadat, senantiasa  berkomitmen dan istikomah.
2. hikmah sholat terhadap kejiwaan, komitmen terhadap nilai-nilai agama, self control, hidup teratur dan disiplin.
3. hikmah zakat terhadap kejiwaan, kesadaraan bahwa dalam harta kekayaan yang dimilkinya adalah hak lain.
4. hikmah puasa, merupakan training ruhaniyyah dan self control didalam mengendalikan hawa nafsu.
5. hikmah haji, menuntut pengorbanan jiwa, harta, waktu, dan tenaga.


Ø  Hikmah pendidikan ahlak
Rosulullah SAW bersabda : :”Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan ahlak”. Diharapkan kepada anak didik kita memiliki ahlak yang terpuji karena maju mundurnya suatu bangsa tergantung ahlaknya, “bangsa itu akan kekal , selama berahlak. Apabila ahlaknya lenyap, maka lenyap pula bangsa itu.






[1] Q.S.Alfatir  ayat 15
[2] Q.S. Al Bayyinah ayat 7-8
[3] Al-qur’an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemaknaan Kebengkokan Wanita sebagaimana Tulang Rusuk

Terkadang kita selalu mendengar, ada istilah bahwa “wanita itu bengkok” seperti tulang rusuk. Tentu mungkin ada yang bertanya-tanya maksud...